Rabu 11 Sep 2019 09:22 WIB

Wali Kota Khawatir Penusukan Santri Berdampak pada Wisata Cirebon

Peristiwa penusukan santri Pondok Pesantren Husnul Khotimah menjadi perhatian serius.

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com

CIREBON, AYOBANDUNG.COM -- Peristiwa penusukan santri Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Kabupaten Kuningan, yakni Mohamad Rozien (17) pada Jumat (6/9/2019) lalu mencemaskan Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis. Dia menilai, insiden itu akan berekses negatif pada dunia pariwisata Kota Cirebon yang sedang digenjot.

Kejadian yang menimpa Rozien telah menggemparkan masyarakat Kota Cirebon. Di dunia maya, tak sedikit warganet yang menilai daerah berjuluk Kota Wali ini tak aman.

Penilaian itu muncul mengingat lokasi kejadian berada di kawasan pusat ekonomi Kota Cirebon yang ramai. Tak hanya itu, waktu kejadian pun terbilang belum terlalu malam bagi sebagian orang, yakni sekitar pukul 20.30 WIB.

Pencarian terhadap pelaku dilakukan melalui operasi gabungan keesokan malamnya atau Sabtu (7/9/2019). Hasilnya, dua terduga pelaku dibekuk aparat, yang didahului tembakan pada kaki keduanya.

Keseluruhan kejadian itu rupanya membuat sebagian orang merasa 'tertampar'. Azis menjadi salah satunya, yang langsung merespon melalui konferensi pers, Selasa (10/9/2019) siang.

"Baru kali ini saya menanggapi berita yang muncul di media massa dan media sosial (penusukan terhadap santri)," ujarnya mengawali pertemuan dengan para pewarta di Cirebon.

Kata-kata itu diikuti ungkapan keprihatinannya atas peristiwa yang menimpa di Rozien, berikut pemberitaan yang muncul setelahnya.

Didampingi Camat Lemahwungkuk, Ma'ruf Nuryasa, Kepala Bidang Pengelolaan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi Informasi dan Statistika (DKIS) Kota Cirebon, Ahadiah Dwi Agustina, dan Kepala Seksi Hubungan Media, Catur Wulan Anggraeni, Azis mengkhawatirkan, insiden itu berdampak pada sepinya sektor pariwisata yang tengah digencarkan Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon.

"Kita les-lesan, bakalan sepi kih Cirebon (Saya cemas, akan sepi nih Cirebon)," ungkapnya dalam bahasa lokal.

Pengembangan sektor pariwisata, lanjutnya, merupakan cita-cita yang hendak digapai Pemkot Cirebon agar perekonomian meningkat. Dengan alasan ketiadaan sektor lain yang lebin menjanjikan, pariwisata menjadi andalan Kota Cirebon dalam upayanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Terkait itu, keamanan menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan pariwisata. Penilaian Kota Cirebon tak aman dipandangnya akan merugikan sektor ini.

"Ini bukan soal aspek sosial kriminalnya, tapi juga aspek pariwisata. Kalau kejadian ini membuat Kota Cirebon seolah tak aman, akan merugikan pariwisata," beber mantan Ketua DPRD Kota Cirebon ini.

Dia mencemaskan pula efek ikutan kala pariwisata terancam. Pada gilirannya, perekonomian pun akan terdampak, sebelum kemudian melahirkan permasalahan sosial lain.

Karenanya, Azis meminta pemberitaan yang muncul tak berekses negatif pada dunia pariwisata maupun kondusivitas daerah secara umum. Namun di sisi lain, dia juga menekankan tiada maksud mengintervensi media massa.

"Silakan kemas berita seperti apapun, saya tidak melarang teman-teman bikin berita apapun, tapi jangan sampai imej Kota Cirebon jadi jelek," tuturnya.

Dia berpesan, situasi sosial Kota Cirebon merupakan tanggung jawab bersama seluruh profesi. Karenanya, dia pun meminta semua pihak menciptakan suasana yang menyamankan calon wisatawan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement