REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Dinas Kesehatan Kota, Provinsi Kalimantan Barat, menyarankan anak-anak tidak meminum es agar tidak mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dampak dari kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
"Selain menjaga kesehatan dengan banyak mengonsumsi buah, sayur dan banyak minum air putih, yang paling penting anak-anak tidak mengonsumsi es agar terhindar dari ISPA di musim kemarau saat ini," kata Kadis Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu, Selasa (10/9).
Ia menjelaskan, meskipun saat ini pasien ISPA yang dirawat di Puskesmas belum menunjukkan peningkatan, tetapi tidak ada salahnya para orang tua menjaga agar anak-anak mereka tidak mengonsumsi es. "Marilah perbanyak minum air putih dan buah sehingga stamina selalu terjaga dan tidak mudah sakit, seperti ISPA," ujarnya.
Data Dinkes Kota Pontianak, saat ini rata-rata per hari sekitar 100 pasien ISPA yang tersebar di 23 Puskesmas atau rata-rata empat hingga lima orang berkunjung ke Puskesmas. "Angka tersebut masih dalam batas normal karena kalau yang namanya sakit ISPA atau pilek di hari biasa juga pasti ada. Tetapi dampak dari kabut asap bagi kesehatan tidak langsung, melainkan bisa dalam satu minggu ke depannya," katanya.
Menurut dia, mayoritas penderita ISPA adalah anak-anak, apalagi kalau memang ada riwayat penyakit asma atau alergi terhadap udara yang kurang sehat. Anak-anak dengan kondisi tersebut sangat rentan mengalami ISPA karena kabut asap saat ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Supadio-Pontianak menyatakan hasil pemantauan 9 September pagi hingga 10 September pagi menunjukkan 567 titik panas indikasi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Kalimantan Barat. Menurut BMKG, titik panas tersebar di seluruh wilayah Kalimantan Barat kecuali Kota Pontianak.
Namun, Kota Pontianak ikut merasakan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di daerah tetangga. Sejumlah warga Kota Pontianak, saat ini sudah mengeluhkan semakin buruknya kualitas udara, bahkan udara yang dihidrup terasa 'pahit' dampak dari kabut asap yang merupakan dari karhutla di sejumlah daerah di Kalbar.