Senin 09 Sep 2019 21:20 WIB

Hama Tikus Juga Serang Sawah di Garut

Areal persawahan di Kabupaten Garut diserang hama ulat dan tikus

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Upaya petani menekan hama tikus.
Foto: Kementan
Upaya petani menekan hama tikus.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Hama yang menyerang sawah di Kabupaten Garut selama musim kemarau bukan hanya berupa ulat grayak. Dinas Pertanian Garut menyebut, selama musim kemarau serangan hama tikus justru lebih besar dibandingkan ulat.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga mengatakan, dampak dari musim kemarau itu tidak hanya menyebabkab kekeringan pada aliran irigasi persawahan. Lebih dari itu, kemarau juga membuat serangan hama semakin besar. 

"Yang marak itu sebenarya serangan hama tikus ke daerah irigasi. Karena perpindahan musim, musim hujan dia beranak, kemarau ini keluar," kata dia, Senin (9/9).

Menurut dia, hama tikus cenderung menyerang padi yang masih muda, dengan usia sekitar satu bulan. Namun saat ini, serangan hama tikus sudah bisa ditanggulangi, sehingga sebagian besar lahan sawah bisa dipanen dengan baik.

Ia menyebut, pada awal serangan hama tikus, Dinas Pertanian langsung melaukan upaya penanggulangan. Dalam dua bulan terakhir, pihaknya menggencarkan gerakan pengendalian hama tikus. Salah satunya dengan membagikan obat pembasmi tikus kepada para petani.

"Kita secara alami dulu, ditangkap, diasap, kalau kerusakan sudah di atas 30 persen, pakai obat yang sistemik," kata dia.

Beni mengatakan, wilayah yang terserang hama tikus paling masif di antaranya Kecamatan Tarogong Kaler, Tarogong Kidul, Banjarwangi, Kadungora, dan Leles. Akibatnya, terjadi penurunan produksi.

Nemun, ia mengklaim, penurunan tak terjadi secara signifikan. "Puluhan hektare lah yang terdampak. Tapi tak semua rusak," kata dia.

Sebelumnya, sekitar 40 hektare lahan padi di Kampung Panauwan, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, juga terserang hama ulat grayak. Akibat serangan itu, ditambah juga penyebukan padi yang kurang sempurna, produksi menurun hingga 30 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement