REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Syafruddin menilai pelaksanaan reformasi birokrasi perlu didukung sumber daya manusia (SDM) unggul. Untuk melakukan lompatan besar dalam pembangunan SDM, pemerintah membutuhkan keterlibatan aktif dari universitas untuk dapat mencetak generasi muda yang kompeten.
“Pemerintah butuh keterlibatan universitas dan generasi muda yang unggul. Karena generasi muda adalah pilar utama bangsa,” kata Syafruddin dalam kuliah umum di Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (9/9).
Ia menyebut universitas sebagai tulang punggung lahirnya generasi unggul untuk menciptakan berbagai kebijakan publik. Sehingga universitas diarahkan menjadi lumbung produksi bagi generasi muda unggul yang siap untuk menentukan kebijakan publik di masa depan.
"Hal ini menjadikan universitas sebagai barometer dalam pengembangan SDM Indonesia," ujarnya.
Dalam pembangunan SDM, universitas juga perlu meningkatkan kualitas kurikulum untuk mengakomodir perubahan yang terjadi serta yang dibutuhkan dalam pemerintahan global. Sehingga lulusan universitas di Indonesia dapat turut serta mendorong percepatan reformasi birokrasi nasional.
“Pembangunan SDM mendorong postur pemerintahan yang semakin efektif, efisien, profesional, dan akuntabel. Karena itulah, pembangunan SDM dan reformasi birokrasi berjalan secara paralel,” ungkapnya.
Mantan Wakapolri ini menjelaskan pihaknya terbuka untuk menyerap potensi SDM terbaik untuk menggerakan birokrasi menjadi gesit, lincah, dan dinamis dalam menjawab berbagai tantangan. Sebab strategi pemerintahan terbaik di seluruh dunia ialah membangun kualitas SDM sebagai kekayaan utama bangsa untuk maju.
"Ini berkaitan dengan enam fokus kegiatan reformasi birokrasi. Dimana pembangunan sistem merit menuju Smart ASN, akselerasi e-government, penataan kelembagaan instansi pemerintah, pemantapan SAKIP, perluasan Zona Integritas, dan optimalisasi pelayanan dasar dan perizinan membutuhkan peran langsung SDM unggul," jelasnya.
Syafruddin mendorong universitas dapat mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi. Ia juga mengajak universitas untuk secara bersama-sama membangun birokrasi pemerintahan modern yang siap bersaing dan memenangkan level global. Selain itu, mahasiswa juga harus menggali dan mengasah kreatifitas untuk menjawab tantangan dan tuntutan di masa depan. Sehingga mahasiswa siap bekerja di sektor pemerintahan di masa depan.
“Tunjukan pada dunia bahwa Anda adalah embrio generasi unggul Indonesia yang akan memikul perjuangan pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa,” tutur Syafruddin.
Pembangunan generasi unggul oleh universitas dapat dipacu dengan menjadikan universitas sebagai sumber inovasi teknologi atau center of excellent. Pada tahun 2018, Indonesia menempati peringkat 85 dari 126 negara dengan skor Global Innovation Index (GII) sebesar 29,8. Ini menunjukkan bahwa indeks kapasitas adopsi iptek dan penciptaan inovasi di Indonesia masih rendah yang dikarenakan infrastruktur penelitian dan pengembangan serta jumlah SDM terbatas sehingga ekosistem inovasi belum sempurna.