Selasa 10 Sep 2019 00:03 WIB

SBY Bicara Persatuan dan Kemajemukan Indonesia

SBY menyampaikan pidato kontemplasi usai delapan bulan tak berpolitik.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ani Nursalikah
Presiden ke-6 RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono usai menyampaikan pidato pada Malam Kontemplasi di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Senin (9/9).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Presiden ke-6 RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono usai menyampaikan pidato pada Malam Kontemplasi di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Senin (9/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membicarakan nilai-nilai kehidupan berdasarkan pengalaman panjangnya. Nilai-nilai itu disampaikannya dalam pidato kontemplasi yang digelar di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor.

Dalam pidatonya, ia membahas keberagaman suku, ras, agama, budaya, dan golongan di Indonesia. Dia mengatakan dengan kemajemukannya, Indonesia dapat menjadi bangsa yang besar. Namun di balik kemajemukannya itu, konflik bisa timbul karena adanya pihak-pihak yang tak bisa menerima perbedaan.

Baca Juga

"Karenanya, tak ada resep ajaib untuk menjaga persatuan dan kerukunan, kecuali secara sadar kita memperkuat dua nilai fundamental dan kemudian menjalankannya dengan sungguh-sungguh," ujar SBY, Senin (9/9).

Konflik intoleransi yang terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir ini membuatnya khawatir. Padalah, perbedaan tersebut seharusnya membuat bangsa ini semakin kuat.

Maka dari itu, ia menyampaikan dua nilai yang diperlukan dalam memperkuat persatuan di tengah keberagaman. Pertama adalah kasih sayang.

"Love di antara kita, dan bukan kebencian," ujar SBY.

Kedua adalah memperkuat rasa persaudaraan. Bukan membangun jarak dan permusuhan diantara masyarakat yang memiliki perbedaan.

"Kita semua, harus mengambil tanggung jawab menghentikan dan membalikkan fenomena, dan arus yang salah ini. Untuk selanjutnya kembali ke arah yang benar," ujar SBY.

Nilai kehidupan dalam bidang ekonomi juga disinggungnya dalam pidato kontemplasinya malam ini. Menurutnya, para pendiri bangsa telah menggariskan sebuah cita-cita besar untuk membangun bangsa yang adil dan makmur.

"Kalau semua makmur, semua sejahtera, rasa keadilan akan datang dan bersemi di negeri ini. Realistiknya adalah yang miskin makin berkurang, dan ketimpangan sosial ekonomi tidak semakin menganga," ujar SBY.

Nilai-nilai dan perilaku kehidupan seperti itulah yang menurut pandangannya harus dibangun dan dimekarkan di negeri ini. Jika hal itu dengan sungguh-sungguh diterapkan, bangsa Indonesia dapat menghadirkan masyarakat yang baik, ekonomi yang baik, dan politik yang baik.

"Nilai dan perilaku kehidupan penting yang mesti kita anut adalah marilah kita berikhtiar seraya bergandengan tangan, agar bisa makmur bersama-sama," ujar SBY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement