REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan, isu adanya dugaan pelemparan karung berisi ular ke asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan nomor 10 Surabaya merupakan upaya provokasi. Menurut dia, masih ada pihak yang tak menyukai keadaan aman pascademonstrasi di Papua dan Papua Barat.
"Ini kan usaha untuk memprovokasi antara kita, dengan kita akan terus berlangsung. Mereka tidak senang kalau keadaan ini aman, eggak senang kalau keadaaan itu kondusif (jadi) ada isu bahwa di asrama Papua dilempar ular," ujar Wiranto dalam konferensi pers di Gedung Kemenko Polhukam, Senin (9/9).
Wiranto justru meminta pihak yang belum mendengar isu tersebut untuk tidak ingin mengetahuinya. "Ya sudahlah, orang menangkap ular itu. Nggak ada. Nggak ada," kata dia.
Di sisi lain, Wiranto mengatakan, ada aparat keamaanan dipukuli oleh mahasiswa Papua. "Yang ada malah ada aparat keamanan dipentungi, dipukuli oleh adik-adik kita Papua. Sementara kita usut kita tuntaskan," kata Wiranto.
Sebelumnya, penghuni asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan nomor 10 Surabaya mengaku mendapat kiriman karung berisi ular, Senin (9/9) dini hari. Salah satu penghuni asrama, Yoab Orlando membenarkan adanya kiriman karung berisi ular tersebut.
"Iya benar (ada kiriman ular) pada pagi subuh pukul 04.19 WIB. Dua motor yang ditumpangi empat orang, hendak berhenti di depan asrama dan melemparkan dua karung, mulut karung terbuka berisi ular kedalam pekarangan asrama," ujar Yoab melalui pesan singkatnya.
Yoab mengaku ada dua karung yang dilemparkan ke halaman asrama. Satu karung berisi ular piton. Sementara satu karung lainnya berisi tiga ular yang menurut pengakuannya, agresif dan berbisa. Yoab mengaku, telah berusaha menangkap tiga ular tersebut, meski tidak berhasil.