REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah mengalami aksi rasialisme, Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya mendapatkan dugaan teror oleh orang yang tak bertanggungjawab. Mereka dilempari karung berisi ular piton ke dalam asrama.
Aparat keamanan pun diminta bersikap tegas dan mengusut secara tuntas kasus tidak terpuji ini. "Aparat harus menegakkan hukum dengan cepat dan tepat. Kenapa ini bisa terjadi, karena menurut saya penegakkan hukum terkesan lambat, kurang cepat dan kurang ekspos dari aparat penegakan hukum," tegas Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Fadli Zon, Senin (9/9).
Fadli Zon juga meminta agar aparat kepolisian segera mengusut secara tuntas dan gamblang kasus provokasi ini. Apalagi oknum yang selama ini menjadi dalang kericuhan di Papua juga sudah jelas. Mulai dari menistakan bendera merah putih dan juga melakukan ujaran kebencian dan rasis.
Dia mengatakan, tidak menutup kemungkinan, jika tidak dituntaskan tindakan seperti ini akan terulang lagi. "Saya kira provokasi ini bertujuan untuk membuat masyarakat Papua marah dan kemudian mendapatkan perhatian dari dunia internasional. Kasus seperti ini tidak akan selesai jika tidak ada ketegasan dari aparat," keluh politikus Partai Gerindra tersebut.
Sebelumnya, Papua dan Papua Barat terjadis demontrasi besar-besaran yang diiringi dengan sejumlah kericuhan. Bahkan selain transportasi publik, komunikasi sempat lumpuh, juga sejumlah fasilitas pemerintahan terbakar akibat kericuhan tersebut. Demontrasi dilakukan sebagai protes atas perlakuan rasialisme kepada Mahasiswa Papua yang ada di Jawa Timur.