Senin 09 Sep 2019 14:28 WIB

Jabar Dorong BUMD Ikut Kelola SPAM Jatigede

SPAM Jatigede sedang memasuki proses penentuan PJPK.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga mengecek Sistem Pelayanan Air Minum (SPAM) di Desa Indrajaya, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (10/7).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Warga mengecek Sistem Pelayanan Air Minum (SPAM) di Desa Indrajaya, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (10/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendorong BUMD ikut menjadi bagian dari pengelolaan Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) Jatigede, Sumedang. Menurut Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Jabar Dicky Saromi, saat ini proyek SPAM Jatigede sedang memasuki proses penentuan PJPK (Penanggung Jawab Proyek Kerjasama), apakah akan diisi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau Pemprov Jawa Barat.

“Pak Gubernur nanti bisa menunjuk PT TGR (BUMD PT Tirta Gemah Ripah, red), kami inginnya PJPK dari sini,” ujar Dicky kepada wartawan di Bandung, Senin (10/9).

Baca Juga

Dicky mengatakan, PT TGR paling mungkin terlibat mengingat sudah memiliki pengalaman dalam proyek SPAM Bandung Raya dan menangani air baku. Namun, ia belum mengetahui apakah BUMD tersebut siap atau tidak terlibat mengingat kecukupan modal TGR terbilang tidak besar.

“Modalnya belum banyak kayaknya, tapi TGR akan jadi BUMD yang prospektif nanti,” katanya.

 

Dicky berharap, agar PJKP ditangani Jawa Barat sendiri, datang dari hasil rumusan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang dilakukan oleh Bappeda Jabar. Alasan ini, juga didasari jika PJPK ada di Pemprov Jawa Barat maka rentang kendali proyek ini bisa lebih optimal.

“Kita punya rentang kendali lebih luas dalam menangani proyek itu, juga bisa memberikan pilihan-pilihan lebih banyak dalam proyek itu,” katanya.

 

Proyek SPAM Jatigede, kata dia, akan terbagi dalam seksi intake untuk mengambil air baku, ada seksi pengelolaan air baku dan jaringan distribusi. Pengelolaan air inilah, yang rencananya akan ditawarkan dalam skema KPBU nanti.

“Pengelolaan air ini yang akan di KPBU-kan, kurang lebih Rp 500 miliaran, kalau total proyeknya sendiri sekitar Rp 2 triliun,” katanya.

 

Dicky menjelaskan, proyek intake SPAM Jatigede sendiri saat ini sudah dimulai oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung. Sementara instalasi pengelolaan air (Ipal) pihak Perkim Jabar sudah menyiapkan lahan agar saat di KPBU-kan siap. Sedangkan jaringan distribusinya, akan lebih banyak di sempadan badan jalan raya nasional.

 

Dicky menilai, SPAM Jatigede akan membutuhkan pekerjaan besar, bukan hanya dari sisi teknologi. Namun, kompleksitas area pembangunan yang mencakup Sumedang, Majalengka, Cirebon, Indramayu. Jika 2019 ini urusan PJPK tuntas, maka selanjutnya akan disusun struktur organisasi yang solid. “Semoga ini bisa kita mulai di 2019 ini,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement