Senin 09 Sep 2019 13:58 WIB

JK Borong Buku di Hari Terakhir IIBF

JK mengajak cucu-cucunya ke acara pameran buku tersebut.

Rep: Maman Sudiaman./ Red: Dwi Murdaningsih
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengunjungi Pameran Buku Internasional Indonesia (Indonesia International Book Fair/IIBF) Ahad (8/9).
Foto: Dok Istimewa
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengunjungi Pameran Buku Internasional Indonesia (Indonesia International Book Fair/IIBF) Ahad (8/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengunjungi Pameran Buku Internasional Indonesia (Indonesia International Book Fair/IIBF) pada hari terakhir acara, Ahad (8/9). Ia mengajak cucu-cucunya ke acara pameran buku tersebut.

Dalam kunjungan selama dua jam sejak pukul 16.00, Wapres juga membeli lebih dari seratus judul buku dari sejumlah stan penerbit peserta pameran. Wapres mendukung ikhtiar Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) untuk menyelenggarakan IIBF.

Baca Juga

Menurut Wapres, ia beberapa kali membuka acara pameran Ikapi dan ia tahu Ikapi sejak dulu rutin menyelenggarakan pameran. “Saya beberapa kali membuka acaranya,” katanya, melalui siaran pers Ikapi.

JK menyatakan, pameran buku selalu saja menarik karena ada hal-hal baru yang didapatkan, baik pemikiran, sejarah, keilmuan, dan lain-lain. “Karena itulah, saya senang dengan pameran ini dan saya lihat justru yang paling banyak (pengunjung) remaja," ujar JK.

Wapres mengamati literasi memang berubah dari buku ke digital, dan sebagian anak muda berubah. Tapi, ia juga melihat dari sudut penerbit buku.

“Lumayan perkembangannya. Terutama yang paling menarik justru perkembangan buku-buku agama,” ujar Kalla.

Ia menilai perkembangan sangat tergantung adanya upaya, tidak akan berkembang sendiri. Kalau tidak ada bahan bacaan, literasi tidak akan berkembang dan masyarakat berfokus pada smartphone saja.

Suatu bangsa, kata Wapres, baru bisa maju kalau cerdas. Cerdas baru bisa dengan ilmu. Ilmu dengan cara membaca. Kalau tanpa membaca, bagaimana bisa ada ilmu. Kalau tidak ada ilmu, bagaimana bisa maju, dan itu harus menjadi habit. Seperti orang Jepang punya habit membaca.

 “Karena itu, saya bawa cucu-cucu saya untuk acara seperti ini. Mulai dari kecil (membaca) sudah jadi habit,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement