Senin 09 Sep 2019 07:40 WIB

Kabut Asap Meluas ke Perbatasan

Asap yang landa perbatasan tak hanya dari Indonesia, tetapi juga dari Serawak.

Petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan patroli udara kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah kabupaten di Kalimantan Selatan, Kamis (29/8/2019).
Foto: Antara/Bayu Pratama
Petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan patroli udara kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah kabupaten di Kalimantan Selatan, Kamis (29/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia mulai berdampak ke negara tetangga. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, kabut asap akibat karhutla di Kalimantan Barat (Kalbar) terdeteksi menyebar ke wilayah perbatasan Indonesia-Serawak dan Malaysia.

Namun, kabut asap tak konstan masuk ke wilayah perbatasan. “Ternyata asap fluktuatif masuk ke Serawak. Kadang masuk dan kadang tidak, tergantung arah angin dan sumber asap,” kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulis, Ahad (8/9).

Kendati demikian, asap yang melanda perbatasan tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga dari Serawak. Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil pantauan BMKG dan ASEAN Specialized Meteorological Centre (ASMC) pada 7 September 2019.

"Terlihat banyak hotspot karhutla di wilayah perbatasan Kalimantan Barat maupun di wilayah Serawak-Malaysia," ujar dia. Sedangkan, di wilayah Singapura dan Semenanjung Malaysia, dia menegaskan tidak terdeteksi adanya asap lintas batas atau transboundary haze dari Sumatra.

Agus menyampaikan, karhutla di sejumlah wilayah Tanah Air masih terus membara. Pantauan titik api oleh Lembaga Penerangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mendeteksi karhutla terparah berada di wilayah Borneo. Pada Ahad pagi, di Kalbar masih tercatat adanya 782 titik api, di Kalimantan Tengah (Kalteng) terdapat 544 titik panas, sedangkan di Kalimantan Selatan (Kalsel) terdeteksi 66 titik panas.

Kabut asap di Kalimantan menyebabkan jarak pandang memendek. "Beberapa penerbangan pesawat di Bandara Kalimantan Tengah terganggu,” kata Agus.

photo
Petugas Brigdakarhutla Dinas Kehutanan berupaya memadamkan kebakaran lahan gambut di ray enam desa sungai Batang, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Rabu (28/8/2019).

Karhutla juga masih melanda Sumatra. BNPB menyatakan, konsentrasi sebaran api menurun di Riau dengan jumlah 85 titik per Ahad. Sehari sebelumnya, masih terdapat 201 titik panas.

Akan tetapi, karhutla di Jambi meluas. Saat ini, ada 127 titik panas di sana dari sehari sebelumnya sebanyak 84 titik panas. Di Sumatra Selatan (Sumsel), sebaran api menurun dari 126 titik menjadi 52 titik.

BNPB masih menebalkan sebaran titik api di enam provinsi terawan karhutla sebagai bencana kebakaran sedang dan tinggi. Terkait itu, Agus melanjutkan, BNPB bersama tim kerja gabungan penanggulangan karhutla terus melakukan upaya mitigasi dan pemadaman.

Saat ini, kata Agus di enam provinsi prioritas penanganan karhutla sudah diterjukan sekitar 9.000 personel untuk mitigasi dan sosialisasi serta kegiatan pemadaman via darat, juga patroli. Tim gabungan juga mengerahkan 37 unit pesawat bom air untuk melakukan pemadaman via udara.

Di beberapa provinsi, seperti Riau, kata Agus, mitigasi dan pemadaman serta upaya menekan jumlah titik api melibatkan tim riset dan teknologi untuk memodifikasi cuaca. Rekayasa cuaca, menurut Agus, dilakukan untuk membuat hujan buatan sebagai sarana pemadaman alami.

Ia menambahkan, BNPB dan pemerintah daerah masih bekerja keras untuk memadamkan karhutla. Di enam provinsi prioritas penanganan, BNPB menerjunkan 9.072 personel untuk patroli, sosialisasi, dan pemadaman darat. Dikerahkan pula 37 pesawat untuk pengeboman air dan patroli. "Di Provinsi Riau dikerahkan juga pesawat untuk operasi teknologi modifikasi cuaca/hujan buatan," ujarnya.

Agus saat dihubungi Republika mengatakan, BNPB memantau ada 2.269 titik panas skala sedang hingga tinggi di berbagai wilayah Indonesia dalam 24 jam terakhir hingga Ahad (8/9) pagi. "Titik panas yang masuk kategori tinggi ada sebanyak 895 titik panas," ujarnya.

Titik panas dengan kategori tinggi itu antara lain terdapat di Kalbar (334 titik panas), Kalteng (217 titik panas), dan Kalsel ( ... titik panas). Selain itu, terpantau pula di Papua, Sulawesi Tenggara, Jambi, hingga Jawa Timur.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memastikan, sebaran asap akibat karhutla tak sampai meluas ke negara tetangga. Menurut dia, sebaran titik panas telah berkurang dibandingkan dengan pada 4 dan 5 September.

“Kondisi hotspot hari ini kira-kira sudah turun sepertiga dari kondisi pada tanggal 4 dan 5 September. Telah dipastikan bahwa hingga saat ini tidak ada asap lintas batas dari Indonesia ke negara tetangga,” ujar Siti dalam pernyataan resminya, Ahad.

Siti menjelaskan, pemerintah terus melakukan berbagai langkah pemadaman titik kebakaran di berbagai daerah. Di Kalimantan Barat, pemerintah juga telah melakukan tindakan tegas dan telah menyegel 19 lahan konsesi.

Sementara itu, di Kalimantan Tengah, pemerintah tengah mendalami penyebab kebakaran yang dicurigai dilakukan dengan sengaja. “Sedang ditelusuri indikasi pembakaran secara sengaja dengan mempelajari jaringan kerja 'kebakaran mencurigakan' tersebut,” ujar Siti.

Di Jambi, Riau dan Sumsel, pemerintah terus melakukan pemadaman bersama masyarakat dan dunia usaha. Siti mengatakan, upaya pemadaman terpadu ini merupakan bagian dari sistem pengendalian yang telah disusun pascakarhutla pada 2015.

Siti mengklaim, pemerintah selama ini selalu melakukan perbaikan diri untuk mengatasi karhutla. Hal ini, kata dia, dibuktikan dengan upaya pemerintah yang berhasil mengatasi karhutla pada 2016, 2017, dan 2018.

Siti menegaskan, pemerintah akan terus bekerja keras menangani masalah kebakaran hutan dan lahan yang kembali terulang pada tahun ini. Ia menyampaikan apresiasinya kepada tim pemadam kebakaran yang terus berjuang memadamkan titik api yang tersebar di berbagai daerah.

photo
Satgas Karhutla Riau melakukan pemadaman bara api kebakaran lahan gambut di Kabupaten Pelalawan, Riau, Selasa (13/8/2019).

Pemerintah Malaysia sebelumnya dilaporkan akan segera mengirimkan nota diplomatik kepada Pemerintah Indonesia terkait kabut asap. Nota diplomatik itu untuk mendesak Pemerintah Indonesia secepatnya memadamkan karhutla karena kabut asap diklaim sudah masuk ke Malaysia.

Akhir pekan lalu, Wakil Menteri Energi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Lingkungan, dan Perubahan Iklim Malaysia Isnaraissah Munirah Majilis mengatakan, nota itu juga dibuat untuk mendesak Indonesia mencegah karhutla terulang. Menurut Isnaraissah, kabut lintas batas menjadi penyebab utama munculnya kabut asap di Malaysia saat ini.

Dia mengatakan, berdasarkan laporan Pusat Meteorologi Khusus ASEAN pada Kamis (5/9), citra satelit mendeteksi 1.393 titik panas di Indonesia. Sebanyak 306 titik panas berada di Sumatra dan 1.087 titik panas terdapat di Kalimantan.

Sementara, di Malaysia, kata dia, terdapat 17 titik panas. Sebanyak 12 titik panas terdeteksi di Serawak.

Isnaraissah menyatakan, Malaysia akan terus bekerja sama dengan negara-negara tetangga, khususnya Indonesia, untuk mengatasi kabut lintas batas. Namun, kata dia, Malaysia sejauh ini belum menerima permintaan dari Indonesia untuk membantu memadamkan karhutla. n bambang noroyono/rr laeny sulistyawati/dessy suciati saputri ed: satria kartika yudha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement