REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Kabupaten Indramayu memiliki tujuh komoditas unggulan perikanan budidaya yang menjadi primadona. Meski pemasarannya telah merambah berbagai kota di Indonesia, namun hinga kini belum berdiri industri yang mampu mengekspor produk tersebut.
‘’Ketujuh produk perikanan unggulan itu, yakni bandeng, udang windu, udang vanamei, lele, nila, rumput laut dan gurame,’’ ujar Kasi Pembenihan Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, Oni, Jumat (6/9).
Menurut Oni, ketujuh produk tersebut menjadi unggulan dikarenakan nilai jualnya tinggi saat panen dan pembelinya juga banyak. Selain itu, wilayah Indramayu juga memungkinkan bagi produk-produk tersebut untuk berkembang biak dengan pesat.
Sementara itu, khusus untuk budidaya rumput laut, pada 2018 produksinya mencapai 47.721,63 ton atau senilai Rp 152.507.034.000. Jumlah tersebut meningkat tajam dibandingkan 2017 yang hanya 38.248 ton atau senilai Rp 107.110.100.000.
‘’Untuk rumput laut, sejak enam tahun terakhir produksinya bahkan selalu meningkat dari tahun ke tahun,’’ terang Oni.
Oni menambahkan, produk perikanan dari Kabupaten Indramayu selama ini memang berlimpah. Tak hanya produk perikanan budidaya, namun produk perikanan tangkap/lautnya pun besar.
Pada 2018, produk perikanan laut/perikanan tangkap hasil tangkapan nelayan Indramayu mencapai 140.150,37 ton. Jumlah itu senilai Rp 2.535.358.735.000.
Dengan tingginya produksi perikanan tersebut, Kabupaten Indramayu mampu memberikan kontribusi sekitar 60 persen produksi perikanan di Jabar. Selain Jabar, produk perikanan dari Indramayu juga dipasarkan ke berbagai provinsi lainnya, termasuk DKI Jakarta.
Namun, Oni mengaku prihatin karena produk perikanan asal Indramayu itu belum mampu menembus pasaran ekspor. Pasalnya, hinga saat ini belum ada industri yang bergerak di bidang tersebut.
‘’Mungkin saja sih ikan dari Indramayu yang dikirim ke Jakarta itu kemudian diekspor oleh pembelinya. Tapi kalau ekspor langsung dari Indramayu sampai saat ini belum ada,’’ tandas Oni.