REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG----Nu’man Sabit, mahasiswa baru Universitas Islam Bandung (Unisba) tahun 2019 memiliki semangat yang tinggi dalam menimba ilmu. Walaupun Nu'man memiliki keterbatasan dalam melihat sejak lahir, namun ia mampu menjadi penghafal Al-quran atau hafiz saat menginjak usia 22 tahun.
Berkat ketekunannya dalam menghafal Alquran, kini Nu’man berhasil meraih beasiswa penuh hingga sarjana melalui program hafiz qur’an di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Unisba. Menurut Nu'man, ia berharap kehadirannya di kampus biru dapat menularkan energi positif kepada rekan-rekannya untuk meningkatkan kulitas diri dalam mempelajari dan mengamalkan Alquran.
"Sebaik-baiknya orang adalah yang belajar dan mengajarkan Alquran," petikan hadits itu yang membuat saya semangat untuk menjadi penghafal Alquran," ujar Nu'man, Ahad (8/9).
Nu'man mengatakan, setelah menyelesaikan masa studinya di SLBN-A Citeureup, Kota Cimahi, pria kelahiran 5 Mei 1995 itu berhasil menghafalkan Alquran dalam waktu empat tahun di sebuah pondok pesantren di Cirebon pada 2014 lalu.
Yakni, kata dia, hanya dengan bermodalkan Al-quran braille dan murottal MP3 yang diputar berulang-ulang setiap hari. Nu’man pun bisa menghafal kitab suci yang berisi 6.236 ayat tersebut.
“Saya sistemnya one day one page. Dalam Alquran ada 604 halaman jadi idealnya jika ada niatan dua tahun kurang sebaranya bisa hafal," katanya.
Namun, kata dia, karena ia menghapal Quran sambil mengajar, maka kadang-kadang ada masa malasnya juga. "Makanya, akhirnya baru hafal di tahun keempat ,” katanya.
Nu’man mengatakan, motivasi terbesarnya untuk menjadi seorang hafiz adalah kedua orang tuanya. Dari enam bersaudara hanya dirinya yang mengalami kebutaan.
Nu'man pub bercerita tentang sebuah hadis yang mengatakan bahwa hanya orang-orang penghafal Al quran saja yang dapat memakaikan mahkota kepada orang tuanya di akhirat kelak.
“Saya sadar tidak punya kemampuan untuk membahagiakan orang tua di dunia, jangankan membalas budi untuk mebahagiakan saja sulit maka saya ingin membahagiakan kedua orang tua saya di akhirat,” katanya.
Nu’man menambahkan barang siapa yang tidak mengingat Allah yaitu membaca Alquran maka hidupnya akan dipersulit dan akan dibangkitkan di akhirat dalam keadaan buta.
“Saya tidak bisa membayangkan di dunia saya terlahir dengan kondisi seperti ini betapa susahnya jika tidak mendapatkan bantuan orang sedangkan di akhirat kepada siapa saya harus bergantung,” katanya.