Ahad 08 Sep 2019 19:58 WIB

Perekonomian DIY Diprediksi Semakin Membaik

Hal ini berdasarkan survei konsumen yang dilakukan BI DIY pada periode Agustus 2019.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Endro Yuwanto
Wisatawan melintasi pedestrian di dekat lahan parkir sisi timur Jl Malioboro, DI Yogyakarta. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Wisatawan melintasi pedestrian di dekat lahan parkir sisi timur Jl Malioboro, DI Yogyakarta. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bank Indonesia (BI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memprediksi perekonomian di DIY semakin membaik enam dalam bulan ke depan. Hal ini berdasarkan survei konsumen yang dilakukan BI DIY pada periode Agustus 2019.

"(Survei) Mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian DIY tetap terjaga pada level optimis," kata Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI DIY, Miyono dalam keterangan resminya, belum lama ini.

Miyono menjelaskan, hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tercatat sebesar 152,5 poin atau menguat 1,5 poin dari sebelumnya. Menguatnya optimisme ini karena keyakinan mayoritas responden terhadap kegiatan usaha enam bulan mendatang. Responden meyakini kegiatan usaha relatif akan membaik dibandingkan saat ini. "Dengan tercatat IEK Usaha sebesar 156,5 poin jauh di atas batas indeks 100," jelasnya.

Sejalan dengan hal itu, kata Miyono, IEK ketersediaan lapangan kerja enam bulan ke depan terpantau menguat 7,5 poin dari indeks bulan sebelumnya. Konsumen pun meyakini adanya kenaikan penghasilan pada enam bulan mendatang. "Kondisi ini terkonfirmasi dari Indeks Ekspektasi Penghasilan Konsumen Agustus 2019 sebesar 149,5 poin," lanjutnya.

Selain itu, enam bulan ke depan yakni pada Februari 2020, responden memperkirakan tekanan harga sedikit meningkat. Sebab, ditinjau dari aspek komoditas, mayoritas responden memperkirakan meningkatnya tekanan harga terjadi pada komoditas jasa, peralatan rumah tangga, dan perumahan.

Berdasarkan alokasi pendapatan, lanjut Miyono, mayoritas pendapatan konsumen digunakan untuk konsumsi. Konsumsi ini dengan proporsi sebesar 61,1 persen, reatif stabil dari Juli 2019.

Sementara, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan tercatat relatif stabil. Yakni sebesar 20,4 persen. Namun, proporsi pembayaran cicilan pinjaman terhadap pendapatan meningkat menjadi 18,6 persen dari 17,9 persen pada Juli 2019

Miyono menjelaskan, sebagian besar responden atau sekitar 96,6 persen mengaku pendapatan yang diperoleh saat ini mencukupi kebutuhan rumah tangga. Yaitu, 24,1 persen di antaranya memiliki tingkat penghasilan yang melebihi standar kebutuhan sehari–hari.

"Survei menunjukkan bahwa 89,5 persen responden telah memiliki dana cadangan untuk kejadian tak terduga, dengan mayoritas berupa deposito/tabungan/cash dan bernilai lebih dari satu sampai enam bulan pendapatan," kata Miyono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement