Sabtu 07 Sep 2019 23:13 WIB

AHY Nilai Dialog Solusi Terbaik Selesaikan Krisis Papua

Dialog menjadi solusi untuk menjembanti penyelesaian Papua.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nashih Nashrullah
Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (kanan).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG— Ketua Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) optimistis Presiden Joko Widodo mampu menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak di Papua. 

AHY pun, meyakini hal menjadi solusi terbaik untuk meredam dinamika di papua yang belakangan ini sempat meningkat.

Baca Juga

"Saya yakin Presiden Jokowi mampu membangun ruang dialog yang luas untuk berinteraksi langsung dengan pimpinan-pimpinan," ujar AHY usai menjadi pemateri pada pengenalan mahasiswa baru Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan Bandung, Sabtu (7/9). 

AHY mengatakan, dialog merupakan solusi terbaik untuk menyelesaikan konflik di Papua yang dipicu insiden terhadap mahasiswa di asrama Papua di Surabaya dan Malang. 

Pendekatan seperti itu harus dilakukan kepada tokoh-tokoh seperti kepala suku dan elemen masyarakat lainnya. "Dengan suku-suku, LSM di sana. Komunikasi harus terjalin baik, harus ada ruang dialog," katanya.  

Menurut AHY, Papua merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak bisa dipisahkan. Keutuhan dan persatuan bangsa harus dipertahankan termasuk dengan menjaga provinsi di paling timur itu. 

Oleh karena itu, AHY mengajak semua pihak bersama-sama menjaga Papua termasuk dengan memberikan kepedulian dan solidaritas untuk provinsi di timur tersebut. Sama dengan provinsi lainya, warga Papua memiliki harapan akan peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan.  "Kita harus mendukung itu semua," katanya. 

Di Unpas, anak sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini, memberi pencerahan kepada ratusan mahasiswa baru yang tengah menjalani masa orientasi. Salah satunya agar senantiasa menjaga persatuan dan keutuhan bangsa dan negara. "Indonesia milik kita semua. Dari Sabang sampai Merauke, sebagai warga negara yang baik harus memiliki semangat kebinekaan," katanya.

Dengan begitu, kata dia, sesama warga negara harus hidup berdampingan tanpa membedakan suku, agama, dan ras. Walaupun berbeda, tapi kita punya kesamaan, kesamaan visi, kesamaan kepentingan untuk menjadikan Indonesia kokoh, utuh, dan maju. "Perbedaan jangan diperbesar oleh sentimen-sentimen yang memperkeruh," katanya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement