REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Ratusan hektare sawah di Kampung Panauwan, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, terancam gagal panen secara sempurna. Musim kemarau yang masih terjadi membuat tanaman padi itu terserang hama ulat. Akibatnya, sebagian petani memanen padi mereka sebelum masa puncak panen.
Salah satu petani di Kampung Panauwan, Endi Ruswandi (73 tahun) mengatakan, serangan hama ulat sudah terjadi sebelum masa puncak panen tiba yang akan terjadi sekitar beberapa minggu ke depan. Akibatnya, sebagian tanaman yang belum siap panen hampir habis dimakan ulat.
Menurut dia, dalam keadaan normal, dari lahan miliknya di Kampung Panauwan, hasil panen bisa mencapai 1 ton. Namun saat ini, hasil panennya hanya sekitar 7 kuintal. "Karena ada hama ulat ini," kata dia, Jumat (6/9).
Ia mengatakan, hampir seluruh lahan persawahan di Kampung Panauwan terkena serangan hama ulat. Biasanya, kata dia, ketika musim kemarau tiba yang muncul itu adalah hama tikus. Namun, saat ini yang datang adalah hama ulat dan dampaknya lebih parah.
Ia menjelaskan, hama ulat itu menyerang tanaman padi sebelum matang. Akibatnya, banyak padi yang hapa (tidak berisi).
"Jadi kali ini petani memanen padinya lebih awal karena takut diserang hama. Karena satu malam saja ditinggal hampir satu lahan sawah habis diserang hama," kata dia.
Kepala Seksi Serealia Dinas Pertanian Garut, Endang Junaedi membenarkan adanya serangan hama ulat di Kampung Panauwan. Ia menceritakan, sekitar dua pekan lalu ketua kelompok tani ke dinas meminta bantuan obat untuk mengendalikan hama ulat itu.
Ia mengatakan, Dinas Pertanian Kabupaten Garut sudah membantu dengan memberikan insektisida kepada kelompok tani. "Itu untuk 40 hektare luasan sawah dengan umur antara 40-100 hari di Kampung Panauwan. Memang ada sebagian yang sudah dipanen. Tapi saya optimis hasil panen masih akan relatif baik," kata dia saat dihubungi Republika.co.id.
Namun, lanjut dia, lahan persawahan itu harus benar-benar terus dipantau. Apalagi, dalam kondisi musim kemarau banyak potensi yang dapat membuat kegagalan panen.
Endang juga mengakui, hama ulat itu baru kali pertama menyerang tamanan padi di Kabupaten Garut. "Biasanya itu musim kemarau itu tikus. Tapi sekarang ulat," kata dia.
Ia menjelaskan, sejak Februari 2019 telah terdengar adanya hama ulat grayak yang menyerang tanaman di Indonesia. Awalnya, hama ulat itu hanya menyerang tanaman jagung.
"Itu baru ada tahun ini dalam sejarah indonesia. Di Jawa Barat, termasuk Garut sudah mulai nampak. Yang di jagung itu lebih jahat karena menyerang titik tumbuh," kata dia.
Menurut dia, hama ulat grayak itu memang baru kali pertama muncul di Indonesia. Kemungkinan besar, munculnya hama itu dikarenakan perubahan iklim yang saat ini semakin terasa.