REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Makin banyaknya desa di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang meminta bantuan droping air bersih, menyebabkan frekuensi penyaluran air bersih di masing-masing desa menjadi makin lama. Saat desa yang mendapat bantuan air bersih belum terlalu banyak, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, bisa menyalurkan air bersih dua hari sekali.
"Namun setelah desa yang meminta bantuan air makin banyak, maka rentang waktu penyaluran air bersih di masing-masing desa menjadi makin lama,'' jelas Kepala Harian BPBD Banyumas, Ariono Poerwanto, Kamis (5/10).
Untuk itu, ia meminta agar warga yang mendapat giliran penyaluran air bersih, agar mempersiapkan tempat penampungan airnya lebih dulu, sebelum mobil tangki pengangkut air tiba di lokasi. Tempat penampungan air itu disiapkan di satu titik. Bahkan akan lebih baik, bila di satu lokasi yang membutuhkan air disiapkan tempat penampungan air dengan kapasitas cukup besar.
''Dengan cara ini, saat mobil tangki datang, air yang ada dalam tangki bisa langsung dialirkan ke tempat penampungan. Tidak harus mengisi air per ember milik warga atau menunggu warga menyiapkan tempat penampungan airnya, karena akan menyita waktu cukup lama,'' katanya.
Disebutkan, dalam penyaluran air bersih ini, BPBD Banyumas hanya memiliki tiga unit mobil tangki pengangkut air. Selain itu, jumlah personel yang bisa ditugaskan untuk penyaluran air juga tidak banyak.
''Untuk efisiensi waktu, maka sebaiknya warga menyiapkan dulu tempat penampungan airnya. Dengan demikian, pengiriman air di desa-desa lain yang membutuhkan juga bisa lebih cepat,'' jelasnya.
Untuk melayani droping air bersih ini, Ariono menyatakan, personel BPBD Banyumas yang bertugas menyalurkan air, seringkali baru bisa pulang menjelang dinihari. Bahkan beberapa kali baru bisa pulang pukul 03.00 dini hari, dan pukul 08.00 pagi harus sudah melakukan droping air lagi.
''Bahkan pada Sabtu, petugas kami tetap bekerja menyalurkan air ke desa-desa kekeringan. Hal ini kami lakukan agar warga yang kesulitan air tidak menunggu droping air terlalu lama,'' katanya.
Mengenai kegiatan droping air yang telah dilakukan, Ariono menyatakan, sejauh ini pihaknya telah meyalurkan bantuan air bersih sebanyak 3.995.000 liter. Droping air sebanyak itu, disalurkan di 48 desa yang tersebar di 17 kecamatan. ''Secara keseluruhan ada 12.117 kepala keluarga (KK) yang terlayani dalam kegiatan bantuan air bersih ini,'' katanya.
Terkait masalah penyaluran air bersih ini, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen saat berada di Purbalingga menyatakan, masalah distribusi air bersih di desa-desa terdampak kekeringan memang cukup mendapat perhatian pemprov.
''Masalah droping air bersih menjadi isu yang tidak bisa dikesampingkan karena masalah air bersih ternyata menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Jawa Tengah,'' ujar dia.