Kamis 05 Sep 2019 11:42 WIB

Titik Panas di Kalbar Capai 935

Jumlah titik panas di Kalbar sudah menurun dibanding sebelumnya.

Rep: Antara/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah pengendara motor mengenakan masker saat melintasi jembatan yang diselimuti kabut asap di Pontianak, Kalbar, Jumat (24/8).
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Sejumlah pengendara motor mengenakan masker saat melintasi jembatan yang diselimuti kabut asap di Pontianak, Kalbar, Jumat (24/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio-Pontianak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan sebanyak 935 titik panas atau hot spot kembali terpantau di kabupaten/kota di Kalbar. Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio-Pontianak Erika Mardiyanti dalam siaran persnya di Pontianak, Kamis (5/9), menyatakan jumlah titik panas sebanyak 935 titik berarti sudah turun sebanyak 14 titik panas dibanding sebelumnya sebanyak 949 titik panas.

Ia menjelaskan, menurut hasil pengolahan data citra satelit Lapan mulai 4 September 2019 pukul 07.00 WIB hingga 5 September 2019 pukul 07.00 WIB, sebanyak 935 titik panas itu paling banyak ada di Kabupaten Ketapang. Yakni sebanyak 452 titik panas atau meningkat dari sebelumnya sebanyak 433 titik panas.

Baca Juga

Kemudian disusul Kabupaten Sanggau 119 titik panas, Sintang 117 titik panas, Sekadau 60 titik panas, Kapuas Hulu 46 titik panas, Kayong Utara 41 titik panas, Kubu Raya 38 titik panas, Landak 25 titik panas, Melawi 16 titik panas, Bengkayang 13 titik panas, Mempawah dua titik panas, Sambas satu titik panas, sementara Kota Pontianak dan Singkawang tidak ditemukan titik panas.

Ia menambahkan, untuk seminggu ke depan, kalau ditinjau dari analisa parameter cuaca, kemudahan kebakaran hutan dan lahan di sebagian besar wilayah Kalbar masuk dalam kategori mudah dan sangat mudah.

Untuk itu, Erika mengimbau, kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas yang sifatnya membakar. Karena bisa berdampak meluas hingga terjadinya kebakatan hutan dan lahan akibat cuaca yang panas dan kering tersebut.

Dari pantauan di lapangan dalam dua hari terakhir kabut asap dampak dari Karhutla di wilayah Kota Pontianak cukup tebal. Kabut mengganggu aktivitas masyarakat di luar rumah.

Data Pemprov Kalbar, sejak Januari sampai dengan Juli 2019 luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia sebesar 135.479 hektare. Kalimantan Barat menduduki posisi ke tujuh dengan luas kebakaran mencapai 3.315 hektare, setelah NTT sebanyak 71.712 hektare, Riau sebanyak 30.065 hektare, Kepulauan Riau sebanyak 4.970 hektare, Kalsel sebanyak 4.670 hektare, Kaltim sebanyak 4.430 hektare, dan Kalteng sebanyak 3.618 hektare.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement