Kamis 05 Sep 2019 06:00 WIB

Sebut Raden Fatah Yahudi, Ini Penjelasan Ridwan Saidi

Ridwan Saidi mengaku mengutip buku Ferdinand Mendespito.

Rep: Zainur/ Red: Teguh Firmansyah
Sejarawan Ridwan Saidi
Foto: Gumanti Awaliyah/ Republika
Sejarawan Ridwan Saidi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam salah satu cuplikas di video berbagai YouTube, sejarawan Betawi, Ridwan Saidi memaparkan bahwa Raden Fatah merupakan seorang Yahudi. Ia pun mempertahankannya pendapatnya ketika dikonfirmasi oleh Republika.co.id.

“Raden Fatah itu Yahudi bar-bar. Ini panjang ceritanya, bermula dari kemenangan ottoman merebut konstantinopel pada 1453 masehi,” ujar dia ketika dihubungi, Rabu (4/9).

Baca Juga

Menurut dia, pernyataan Raden Fatah yang merupakan Yahudi bar-bar itu ada di dalam buku Ferdinand Mendespito. Menurut Babe sapaan akrabnya, buku berbentuk laporan perang tersebut menceritakan perang Pasuruan melawan pasukan Yahudi. “Jadi itu bukan buku karangan, tapi laporan perang,” ujar mantan anggota DPR periode 1977-1987 itu.

Lebih lanjut dia memaparkan, ketika Islam Ottoman menguasai Konstantinopel, perdagangan Yahudi hancur karena dikuasai juga oleh Islam. Hingga akhirnya pihak katolik, dalam hal ini kerajaan Portugal memikirkan sebuah cara untuk menghindari keributan antara Islam melawan Yahudi terkait perdagangan internasional tersebut.

“Itu berdasar kesaksian Ferdinand Mendespito, dia yang ditugaskan oleh raja Portugal untuk menguntit pergerakan pasukan Yahudi,” ujar lulusan Fisip UI itu.

Dia menegaskan, Pate atau Raden Fatah itu merupakan orang yang sama dan ada di periode yang sama juga. Menurut dia, dalam buku karangan Ferdinand tersebut, juga jelas terpampang namanya.

“bukan ridwan saidi yang bilang, saya kan belum dilahirkan tahun itu dan itu bukan karangan, laporan perang,” kata dia dengan aksen Betawi yang kental.

Dikecam

Masyarakat di ‘Kota Wali’ sangat mengecam serta mendesak Ridwan Saidi untuk mencabut pernyataannya tersebut.

Selain dianggap menghina, pernyataan Ridwan soal raja Kesultanan Demak tersebut juga dituding sebagai bentuk penyelewengan terhadap sejarah Islam di Indonesia.

photo
Sejumlah elemen Mahasiswa yang tergabung dalam PC-PMII Kabupaten Demak menggelar orasi di halaman Masjid Agung Demak, kabupaten Demak, Jawa Tengah, Rabu (4/9). Dalam aksi ini, elemen mahasiswa dan masyarakat Demak mendesak Ridwan Saidi meminta maaf atas pernyataan yang menyebut Raden Fatah dan Sultan Trenggono merupakan yahudi.

Salah satu tokoh masyarakat Demak, Kholid Muktiyono mengungkapkan, pernyataan Ridwan Saidi tersebut sangat melukai warga Demak.

Ia bahkan menuding pernyataan budayawan tersebut ‘ngawur’ karena . “Sehingga seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Demak bereaksi keras,” ungkapnya, Rabu (4/9).

Kholid pun mempertanyakan dasar pemikiran Ridwan Saidi hingga berani mengeluarkan pernyataannya yang menyebutkan Raden Fatah merupakan seorang Yahudi dan tidak pantas disebut dengan ‘raden’.

Menurutnya masyarakat di Kabupaten Demak sangat tidak bisa menerima karena sosok Raden Fatah sangat dihormati. Selama ini masyarakat Demak menghormati sosok Raden Fatah karena tokoh sejarah ini merupakan pendiri Kesultanan Demak.

Maka ia pun mengingatkan agar Ridwan sebagai seorang Budayawan Betawi tidak asal ngomong. “Kemarin, pernyataannya mengenai kerajaan Sriwijaya juga sudah menuai banyak reaksi, sekarang menyinggung perasaan kami,” tegasnya.

Sebelumnya, pernyataan Ridwan Saidi yang menyebutkan Raden Fatah seorang Yahudi terungkap setelah diunggah melalui kanal youtube dan ikut menjadi perbincangan oleh warganet.

 

Karena dalam pernyataannya, budayawan tersebut juga menyebut kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan fiktif dan hanya kelompok bajak laut. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement