REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP Golkar Nusron Wahid mengaku pesimistis Partai Golkar dapat menyambut Pilkada 2020 dengan maksimal. Dia mengatakan, evaluasi Pemilu 2019 serta revitalisasi kepengurusan bahkan belum dilakukan partai hingga saat ini.
"Jangan-jangan kegagalan pemilu tahun kemarin itu karena pengurusnya yang macet. Kalau memang pengurus macet memang perlu diganti," kata Nusron Wahid di Jakarta, Rabu (4/9).
Nusron menyebut jika partai memerlukan kecepatan dalam merespon Pilkada serentak tahun depan. Dia mendorong Ketua Umum Airlangga Hartanto dan Sekretaris Jendral Lodewick Paulus untuk membuat pleno secepatnya supaya ada keputusan. Baiknya, dia melanjutkan, partai mengadakan konsolidasi berjenjang dari tingkat bawah mulai dari desa, kecamatan hingga kabupaten.
Ia pun meminta partai berlogo pohon beringin berkaca pada PDIP. Menurut Nurson, PDIP telah melakukan konsolidasi berjenjang sebelum melaksanakan kongres.
"Sebelum kongres di Bali kemarin PDIP sudah lakukan konferensi Pimpinan Anak Cabang (PAC)," kata dia.
Partai besutan Megawati Soekarnoputri itu, Nusron melanjutkan, juga telah mengadakan konferensi cabang tingkat kabupaten dan konferensi tingkat daerah atau provinsi sebelum melakukan musyawarah nasional (munas). Kondisi itu, menurutnya, berbeda dengan kepengurusan Golkar yang belum melakukan konsolidasi di semua tingkatan.
"Tingkat pusat belum, tingkat provinsi belum, tingkat kabupaten belum, tingkat kecamatan belum sehingga bisa dikatakan kita masih belum ready to play dalam konvestasi politik tahun depan," kata Nusron lagi.
Nusron mengatakan, idealnya keputusan untuk menentukan calon definitif adalah enam bulan sebelum pelaksanaan pemilu kepala daerah. Artinya, dia menjelaskan, kalau pilkada 2020 dilakulan pada September maka final pendaftaran dan keputusan paling akhir diambil pada Maret tahun depan.
Seperti diketahui, Golkar akan mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) pada 20 Desember nanti. Sebagian kader mendesak DPP segera melakukam rapat Pleno sebagai evaluasi kinerja pada Pemilu 2019 nanti. Melalui rapat pleno itulah diputuskan rapat pimpinan (rapim) untuk menentukan jadwal munas.
Munas nanti rencananya akan dimanfaatlan partai orde baru ini untuk memilih ketua umum. Sejauh ini ada dua calon kuat yaitu kubu penantang Bambang Soesatyo dan calon pejawat Airlangga Hartanto.