Rabu 04 Sep 2019 15:16 WIB

Dampak Kabut Asap, Penderita ISPA di Jambi Meningkat

Puncak penderita ISPA di kota itu terjadi pada pekan ketiga, yakni 2.577 orang.

Sejumlah murid TK Islam Akramunnas menggunakan masker saat kabut asap menyelimuti (ilustrasi)
Foto: Antara/FB Anggoro
Sejumlah murid TK Islam Akramunnas menggunakan masker saat kabut asap menyelimuti (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Kabut asap yang terjadi di Kota Jambi dalam satu bulan terakhir berdampak terhadap meningkatnya penderita Inspeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). "Kabut asap di Kota Jambi mulai terjadi pada pekan pertama bulan Agustus, dan pada pekan kedua Agustus penderita ISPA mulai alami peningkatan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Jambi Nur Indrayeti di Jambi, Rabu (4/9).

Pada pekan pertama Agustus, belum terjadi peningkatan terhadap penderita ISPA. Masyarakat di kota tidak langsung terdampak kabut asap, kecuali bagi penderita penyakit jantung dan warga yang alami alergi. Pada pekan pertama Agustus, terdapat 1.707 penderita ISPA di kota itu. Memasuki pekan kedua, terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Pada pekan kedua terdapat 2.189 penderita ISPA akibat dampak dari kabut asap tersebut.

Baca Juga

Puncak penderita ISPA di kota itu terjadi pada pekan ketiga, dimana terdapat 2.577 penderita ISPA. Pada pekan keemoag Agustus terjadi penurunan terhadap penderita ISPA tersebut, karena kabut asap yang terjadi di kota itu juga berangsur menghilang. Jumlahnya terdapat 2.224 penderita ISPA.

Akan tetapi, saat ini kabut asap kembali menebal di kota itu, terutama pada malam hari. Kualitas udara di kota itu pada malam hari alami perubahan yang sangat signifikan. Berdasarkan data dari Air Quality Monitoring System (AQMS) kualitas udara kota itu masuk dalam kategori tidak sehat. Karena AQMS pada parameter partikulat berada diatas ambang mutu.

Nur Indrayeti menjelaskan, kabut asap yang terjadi di kota itu merupakan dampak terhadap kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah sekitar Kota Jambi. Seperti karhutla yang terjadi di Kabupaten Muaro Jambi, Batanghari dan perbatasan Provinsi Jambi dengan Provinsi Sumatra Selatan. Pada malam hari tekanan udara menurun, sehingga tekanan partikel debu berterbangan di wilayah kota itu.

"Untuk mencegah masyarakat terserang ISPA kita telah mengimbau masyarakat, melalui pemerintah kota, dinas kesehatan dan seluruh puskesmas yang tersebar di sebelas kecamatan," kata Nur Indrayeti.

Pemerintah kota itu mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktifitas di luar ruangan, baik di siang hari maupun di malam hari. Jika harus melakukan aktifitas di luar ruangan sebaiknya dapat menggunakan masker. Terutama bagi anak-anak. Selain itu, pemerintah kota itu turut mengimbau masyarakat untuk dapat menerapkan prilaku hidup sehat. Seperti mencuci bahan makanan sebelum di gunakan dan perbanyak minum air putih.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement