Rabu 04 Sep 2019 14:26 WIB

Ibu Kota Pindah, Ini Menurut Pengamat Militer

Singapura disebut menginapkan beberapa skuadron pesawat tempur di Brunei.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi Ibukota Pindah
Foto: Mgrol101
Ilustrasi Ibukota Pindah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat militer dari Universitas Padjajaran (Unpad), Muradi memandang Singapura menjadi ancaman utama bagi Ibu Kota baru di Kalimantan. Singapura dianggap punya kemampuan militer memadai untuk langsung menyerang ke lokasi itu.

Muradi mengatakan Singapura tetap menjadi ancaman militer utama bagi Indonesia selama beberapa tahun terakhir. Menurutnya, kecil peluang Indonesia mendapat ancaman dari Filipina dan China yang lautnya berbatasan langsung.

Baca Juga

"Ancaman direct tidak ada karena di Asia Tenggara ancaman serius bukan Filipina atau Tiongkok tapi Singapura. Singapura menginapkan beberapa skuadron pesawat tempur di Brunei. Kalau serangan direct ya mungkin dari sana," katanya pada Republika.co.id, Rabu (4/9).

Tak hanya pesawat tempur, kapal perang Singapura juga berjaga di titik-titik dekat wilayah Indonesia. Sebagai negara bertetangga, menurutnya, Singapura menunjukkan cukup tekanan bagi Indonesia.

"Kapal perang mereka ada berlabuh di dekat-dekat kita. Bisa direct serangannya. Yang lain-lain tidak ada direct press," ungkapnya.

Ia mengakui perpindahan Ibu Kota ke Kalimantan akan mendekati Laut China Selatan dan Laut Filipina. Selama ini, Laut China Selatan menjadi sumber konflik karena menjadi rebutan di kawasan tersebut.

Namun menurutnya, tak ada masalah hubungan diplomatik antara Indonesia dengan China dan Filipina. Sehingga kedua negara itu disebut belum punya alasan untuk menunjukkan tekanan militer pada Ibu Kota Baru.

"Kalau pun mereka kerahkan kapal di perbatasan yang dekat Indonesia tujuan apa? Kita enggak ada masalah dengan Cina dan Filipina," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement