Selasa 03 Sep 2019 17:24 WIB

Sungai Citarum Mengering

Beberapa alat berat dikerahkan untuk mengeruk sedimentasi

Petugas mengoperasikan alat berat untuk mengeruk sampah plastik dan sampah tanaman Eceng pada bantaran Sungai Citarum di kawasan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (29/8/2019).
Foto: Antara/Novrian Arbi
Petugas mengoperasikan alat berat untuk mengeruk sampah plastik dan sampah tanaman Eceng pada bantaran Sungai Citarum di kawasan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (29/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BALEENDAH -- Musim kemarau yang sudah berlangsung dua bulan terakhir menyebabkan beberapa aliran sungai mengalami penurunan debit. Salah satu yang terjadi di Sungai Citarum, tepatnya di bawah jembatan penghubung Dayeuhkolot ke Banjaran dan Baleendah, Kabupaten Bandung.

Berdasarkan pantauan, debit air sungai di Citarum yang berada di sektor 7, tepatnya di wilayah Rancamanyar menurun. Beberapa alat berat dikerahkan untuk mengeruk sedimentasi dan dibuang ke bantaran sungai.

Sementara debit air Sungai Citarum yang berada di jembatan Dayeuhkolot mengalami penurunan hingga menyebabkan dasar sungai terlihat. Selain itu, sedimentasi terpantau muncul sehingga lebar sungai menjadi lebih menyusut. Warna air Sungai Citarum saat musim kemarau terpantau hitam pekat dan mengeluarkan bau yang menyengat.

Danau retensi Cienteung sendiri terpantau debit air mengalami penurunan dan sejajar posisinya dengan Sungai Citarum. Beberapa warga terpantau tengah bermain disekitaran bantaran danau retensi tersebut.

Komandan Sektor (Dansektor) 6 Citarum Harum, Kolonel Infanteri Yudi Zanibar mengungkapkan kemarau menyebabkan aliran sungai Citarum mengalami penyusutan bahkan dasar sungai terlihat jelas. Katanya, kondisi tersebut dimanfaatkan warga untuk mencari cacing di sungai.

"Kemarau panjang membuat dasar sungai Citarum terlihat dan masyarakat memanfaatkan itu untuk mencari cacing," katanya, Selasa (3/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement