Selasa 03 Sep 2019 17:07 WIB

BPDB: Kebakaran Lahan di Sukabumi Akibat Anak Bermain Api

Dampak kemarau juga membuat potensi kebakaran lahan semakin besar

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
ilustrasi kebakaran hutan dan lahan
Foto: Humas Kementan
ilustrasi kebakaran hutan dan lahan

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Peristiwa kebakaran melanda lahan kebun terjadi di Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Selasa (3/9) siang. Dampaknya lahan seluas 3,5 are atau sekitar 350 meter persegi terbakar.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi menyebutkan, kebakaran lahan tersebut terjadi di Jalan Amubawa Babakan Bandung RT 04 RW 01 Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole pada pukul 14.15 WIB. "Lahan yang terbakar milik salah satu warga seluas 3,5 are," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami.

Ia mengatakan luas lahan seluruhnya di kawasan itu mencapai 17.000 are (per 100 meter persegi) dan yang terbakar hanya 3,5 are. Dari keterangan ketua RT setempat menyebutkan, kebakaran ini diakibatkan karena anak kecil yang sedang memainkan api membakar ilalang.

Dampaknya kata Zulkarnain, api mulai membesar merambat sekitar. Kondisi ini membuat warga melaporkan kejadiaannya ke BPBD yang mengerahkan tiga unit kendaraan pemadam kebakaran (damkar) dan satu rescue

Peristiwa ini lanjut Zulkarnain, mengancam tiga rumah dan kabel listrik sekitarnya. Dalam kejadian ini tidak ada korban jiwa dan belum dipastikan kerugian yang timbul.

Sebelumnya, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan, dampak musim kemarau juga berpotensi pada meningkatnya kasus kebakaran. Hal ini harus diantisipasi petugas pemadam kebakaran (Damkar) untuk siaga menghadapi kenaikan kasus. Terutama untuk mencegah adanya kebakaran lahan yang biasanya terjadi di musim kemarau.

Di sisi lain lanjut Fahmi, warga juga diminta untuk tidak membakar lahan secara sembarangan yang dapat merembet ke permukiman. Sebabnya, di musim kemarau bahan-bahan mudah terbakar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement