Selasa 03 Sep 2019 16:54 WIB

Kecelakaan Lalu Lintas di Sleman Didominasi Sepeda Motor

Kampanye Keselamatan Tertib Lalu Lintas berlangsung tiga hari.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kampanye Keselamatan Tertib Lalu Lintas di Lapangan Denggung.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampanye Keselamatan Tertib Lalu Lintas di Lapangan Denggung.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Forkopimda Kabupaten Sleman, DIY, terus melakukan sosialisasi keselamatan dan tertib berlalu lintas. Apalagi, melihat tingginya potensi kecelakaan di jalan-jalan yang ada di Kabupaten Sleman.

Plt Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman, Sulton Fatoni mengatakan, angka kecelakaan masih sangat tinggi. Hal ini membuat kesadaran keselamatan dan tertib lalu lintas semakin penting.

"Kalau Sleman lebih dari 1.000 (kasus kecelakaan 2018), 1.200an," kata Sulton, usai Kampanye Keselamatan Tertib Lalu Lintas di Lapangan Denggung.

Kemudian, ada 100 lebih korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Kabupaten Sleman. Angka itu ditambah lagi 300an korban luka berat dan 400-500 korban luka ringan.

Ia mengingatkan, biasanya kecelakaan-kecelakaan terjadi diawali terjadinya pelanggaran-pelanggaran. Justru, Sulton berpendapat, kondisi itu banyak terjadi di jalan-jalan yang terbilang lancar.

Sleman bagian barat, misal, jadi titik fokus Kampanye Keselamatan Tertib Lalu Lintas lantaran banyak pembangunan dilakukan. Termasuk, dibukanya jembatan-jembatan yang membuat aktivitas lalu lintas naik.

"Disinyalir, daerah-daerah yang sedang tumbuh ini memang lalu lintasnya tidak terlalu padat, tapi justru pengendara cenderung tidak konsentrasi, kalau agak macet biasanya pelan-pelan," ujar Sulton.

Hal itu yang jadi dasar sosialisasi dilakukan di Kecamatan Minggir dan Seyegan, selain Lapangan Denggung. Selain itu, Jalan Godean, Jalan Kaliurang, dan Ring Road disebut rawan kecelakaan.

Kapolres Sleman, AKBP Rizky Ferdiansyah menuturkan, angka kecelakaan memang masih cukup tinggi. Bahkan, angka itu menjadi salah satu yang paling tinggi dari total 4.666 kejadian kecelakaan di DIY pada 2018.

Ia menerangkan, antisipasi dilakukan lewat banyak cara. Mulai dari Operasi Simpatik yang masih bersifat sosialisasi, sampai Operasi Patuh yang sifatnya penindakan dan tengah berlangsung hingga kini.

"Mudah-mudahan apa yang kita lakukan bisa mengurangi, kalau menghilangkan kayaknya tidak bisa, karena kecelakaan lalu lintas semua berawal dari pelanggaran lalu lintas, pasti itu," kata Rizky.

Secara umum, ia mengungkapkan, angka kecelakaan itu paling banyak dicatatkan pengendara kendaraan roda dua. Hal itu dinilai selaras dengan tingginya angka pembelian kendaraan roda dua di DIY.

Kampanye Keselamatan Tertib Lalu Lintas berlangsung tiga hari. Dimulai dari Senin (2/9) di Lapangan Denggung, Selasa (3/9) di Kecamatan Minggir, dan ditutup pada Rabu (4/9) di Kecamatan Seyegan.

Kegiatan diinidisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman. Melibatkan lima pilar lain mulai dari Polres Sleman, Dinas PUPKP, Dinas Kesehatan, dan Bappeda Kabupaten Sleman.

Pada kesempatan itu, dibagikan 180 helm kepada pengendara. Ada pula ratusan kaus, sarung tangan, jaket, pin, dan buku bertemakan keselamatan berkendara dan tertib berlalu lintas.

Bupati Sleman, Sri Purnomo berharap, Kampanye Keselamatan Tertib Lalu Lintas dapat direspons positif masyarakat Kabupaten Sleman. Setidaknya, dimulai dari menumbuhkan kesadaran di diri sendiri. "Mulai dari diri masing-masing, keluarga dekat dan masyarakat luas," ujar Sri.

Tahun lalu, sosialisasi serupa mengambil fokus ke sisi bagian timur Kabupaten Sleman. Tahun ini, Sleman bagian barat dipilih lantaran tengah menjadi fokus pembangunan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement