JAKARTA, AYOBANDUNG.COM -- Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan adanya turunan dan cekungan di kilometer 91 Tol Cipularang menjadi faktor yang menyulitkan pengendara mengendalikan laju kendaraan dan bisa berakibat kecelakaan. Budi mengatakan, secara geometrik kondisi jalanan di Tol Cipularang KM 91 arah Jakarta ada turunan dan cekungan.
"Jadi banyak pengendara yang sulit mengendalikan laju kendaraan," ujar Budi, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (2/9) terkait kecelakaan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan.
Dia mengatakan pihaknya menurunkan personel untuk mengidentifikasi lokasi kecelakaan, terutama terkait kondisi jalan dan rambu lalu lintas. Hasil dari identifikasi awal itu ujarnya, akan ditindaklanjuti dengan kajian agar kejadian kecelakaan maut itu tidak terjadi lagi, mengingat banyak kecelakaan yang terjadi di ruas tol tersebut.
Menurut catatan, daerah di ruas tol Cipularang yang rawan kecelakaan adalah sepanjang kilometer 90 sampai dengan kilometer 100, di mana sepanjang 10 kilometer tersebut, arus dari arah Jakarta mengalami tanjakan panjang dan arus sebaliknya mengalami turunan panjang.
AYO BACA : 9 Tewas dalam Kecelakaan Purbaleunyi, 5 di Antaranya Terbakar
Di dalam 10 kilometer tersebut, setiap tanjakan panjang dan curam biasanya terdapat penambahan lajur untuk truk dan bus yang berjalan lambat. Jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (disingkat Cipularang) adalah jalan tol yang melintasi Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Bandung Barat.
Jalan tol yang membentang dari Cikampek-Purwakarta sampai Padalarang ini selesai dibangun pada akhir April 2005. Pembangunannya dibagi dua tahap yaitu, Cikampek-Sadang (dibuka pada 1 Agustus 2003) dan Padalarang-Cikamuning (dibuka pada 21 September 2003) (17,5 km), dan Sadang-Cikamuning (dibuka pada 26 April 2005) (41 km)
Tol ini berada di pegunungan sehingga jalannya naik-turun dan juga mempunyai banyak jembatan yang panjang dan tinggi. Di sepanjang Tol Cipularang tersebut, terdapat enam jembatan dengan panjang bervariasi, yaitu Jembatan Ciujung sepanjang 500 meter (KM 95), Jembatan Ciujung sepanjang 500 meter (KM 95), Jembatan Cisomang 252 meter (KM 101), Jembatan Cikubang 520 meter (KM 110), Jembatan Cipada 720 meter 112 (KM), dan Jembatan Cimeta 400 meter (KM 117).
AYO BACA : Kecelakaan Tunggal Awali Tabrakan Beruntun Tol Cipularang
Melalui tol ini, jarak Jakarta-Bandung hanya membutuhkan waktu 1 jam 30 menit (jika tidak macet) dan dihitung dari Cawang. Sejak dioperasikan pada 26 April 2005, jalan di tol Cipularang telah dua kali amblas yaitu di KM 91,6 wilayah Pasir Honje, Purwakarta yang terjadi 28 November 2005.
Selanjutnya amblas di KM 96,8 dari arah Jakarta menuju Bandung, tepatnya di Kampung Lebak Ater, Kecamatan Darangdan, Purwakarta. Kedalaman longsor bervariasi antara 15 centimeter hingga 1 meter, sepangang 800 meter.
Seringnya terjadi kecelakaan maut dan memakan korban jiwa. Bahkan Tol Cipularang ini mengilhami sejumlah sineas untuk memproduksi film bergenre horor, seperti Film KM 97 yang pada 21 Maret 2013.
Selanjutnya, Film Tumbal 97 yang diproduksi pada September 2014, merupakan film yang didasarkan pada peristiwa kecelakaan maut yang merenggut Virginia Anggraeni istri dari artis Saipul Jamil menginspirasi film tersebut. Film KM 97 dibintangi Febby Febiola, Restu Sinaga, August Melasz, dan Garri Iskak dengan penulis skenario Hilman. Sedangkan Tumbal 97 oleh komedian sekaligus presenter Ruben Onsu.
AYO BACA : Lokasi Tabrakan Maut Tol Cipularang Berselimut Tanah