REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Sedikit demi sedikit penyebab tabrakan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan di To Cipularang arah Jakarta mulai terkuak. Korlantas Mabes Polri menyatakan kecelakaan maut itu bermula dari kecelakaan tunggal yang terjadi pada kendaraan dump truck pengangkut tanah sekitar pukul 12.30 WIB.
Truk tersebut terguling dan posisinya melintang. Keterangan itu didapat berdasarkan hasil sementara olah tempat kejadian perkara (TKP). Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Mabes Polri Brigjen Pol Pujiyono Dulrachman mengatakan saat truk itu sedang dievakuasi, datang lima kendaraan dari arah Bandung menuju Jakarta.
Kelima kendaraan itu kemudian berhenti di dekat truk terguling. "Tiba-tiba, dari atas (arah Bandung) datang lagi dump truck pengangkut tanah dengan kecepatan tinggi. Truk itu mengalami rem blong," ujar Pujiyono, Senin.
Di belakang truk kedua itu, datang 15 kendaraan lainnya. Akibatnya, 21 kendaraan itu mengalami kecelakaan beruntun. Bahkan, dalam kejadian itu, empat kendaraan di antaranya hangus terbakar. Dari empat kendaraan yang terbakar, tiga di antaranya berjenis minibus.
Kecelakaan maut pun tak bisa dihindari di Km 92 jalur B arah Jakarta tol Cipularang, Purwakarta, Jawa Barat, Senin (2/9). Akibatnya, delapan orang meninggal dunia. Enam korban di antaranya meninggal dunia karena luka bakar. Adapun korban luka berat sebanyak tiga orang dan 25 orang mengalami luka ringan.
"Korban sudah kita evakuasi semua dan disebar ke empat rumah sakit yang ada di Purwakarta," ujar Pujiyono saat menjenguk korban selamat di RSU MH Thamrin, Senin (2/9).
Pihak kepolisian sudah mengidentifikasi seluruh kendaraan. Begitu pula dengan korban yang selamat. Namun, belum semua korban meninggal dunia berhasil diidentifikasi karena kendaraan maupun korbannya hangus terbakar dalam kejadian tersebut. "Dari 21 kendaraan itu, empat di antaranya hangus terbakar, termasuk penumpang di dalamnya," ujar Pujiyono.
Pujiyono mengatakan akan terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti dari kejadian ini. Oleh karena itu, setelah melakukan evakuasi terhadap korban maupun bangkai kendaraan, jajarannya langsung melakukan olah TKP.
Namun, saat sudah memasuki petang, olah TKP dihentikan dan akan dilanjutkan pada Selasa (3/9). "Jika dipaksakan untuk olah TKP pada malam hari, khawatir hasilnya tidak akan akurat," ujar dia.
Pujiyono mengatakan, sampai saat ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. Pasalnya, saksi-saksi juga belum ada yang dimintai keterangan. Kepolisian masih berfokus pada penanganan korban yang mengalami luka berat dan luka ringan.