REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengingatkan seluruh anak bangsa agar menjaga perasaan sesama demi menjaga keharmonisan hidup bernegara. JK menyebut kerusuhan di Papua dan Papua Barat selama dua pekan terakhir berawal dari adanya oknum yang bertindak rasis dengan sebutan 'monyet' kepada sekelompok masyarakar asal Papua di Jawa Timur.
Harusnya hal-hal ini menurut JK dapat dihindari dengan menamankan sikap saling menghargai. "Hanya letupan satu kata, jadinya merembet kemana-mana, muncul aksi yang lebih besar," kata JK saat berbicara di hadapan pemerintah daerah, tokoh, dan masyarakat Minangkabau di Kota Padang, Senin (2/9).
JK menyebut dengan letupan perkataan rasis tersebut kini telah membuat persoalan meluas. Salah satu yang cukup mengkhawatirkan adalah muncul kembali isu referendum dan ingin memisahkan diri dari NKRI.
Konflik di Papua ini kata JK mencuatkan isu ketidakadilan dan ketidakmerataan. Parahnya lagi dimanfaatkan oleh sejumlah pihak tertentu untuk mengambil keuntungan. JK mengingatkan semua anak bangsa agar ke depan tidak lagi saling ejek atau menyudutkan satu sama lain supaya tidak ada lagi benih perpecahan NKRI.
Setiap orang menurut politikus senior Partai Golkar itu harus memikirkan dampak dari kata-kata yang akan dikeluarkan. JK mengingat lagi perkataan yang menyinggung umat Islam oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sewaktu masih menjabat. "Dulu hanya karena satu kata, Al Maidah, timbul aksi yang begitu besar di Jakarta," ujar JK.