REPUBLIKA.CO.ID, BALEENDAH- Kemarau yang berlangsung beberapa bulan terakhir di wilayah Baleendah menyebabkan sebagian warga di RW 05, Kampung Sipatahunan, Baleendah, Kabupaten Bandung kesulitan mengakses air bersih. Demi memperoleh air bersih, warga terpaksa mengambil air dari sumur timba yang relatif jauh dari pemukiman.
Salah seorang warga RT 04 RW 05 , Kampung Sipatahunan, Risma (25) mengaku sumur bor di tempat kontrakannya mengalami kekeringan dua bulan terakhir. Meski masih terdapat air namun tidak bisa memenuhi untuk mandi, mencuci dan memasak.
"Tiap kemarau di kampung ini selalu kesulitan air bersih. Air bersih biasanya didapat di tepi Situ Sipatahunan tapi harus jalan kaki dulu lumayan," ujarnya, Senin (2/9).
Menurutnya, air bisa digunakan untuk mencuci. Ia mengungkapkan, terdapat 8 RT di RW 05 dan sebagian besar warganya mengambil air di sumur timba. Meski tidak terlalu bersih namun bisa digunakan untuk mencuci. Sedangkan kebutuhan air minum dirinya membeli air isi ulang seharga Rp 3.500 dua kali.
"Lumayan (air sumur timba) untuk keperluan cuci piring dan cuci baju. Kalau keperluan minum beli air galon seharga Rp 3.500 sebanyak 2 galon sehari," ungkapnya.
Salah seorang warga lainnya, Elis (23) mengaku terpaksa mengambil air ke tepi Situ Sipatahunan kurang lebih 200 meter karena sumur bor dirumahnya mengering karena kemarau. Ia pun mengaku untuk kebutuhan air minum dan memasak menggunakan air galon.
"Kalau untuk minum dan masak beli air galon. Soalnya pakai air ini (sumur) rasanya khawatir enggak sehat," katanya.