Senin 02 Sep 2019 11:09 WIB

BMKG Prakirakan Jateng Selatan Segera Masuki Pancaroba

Masa pancaroba diprakirakan akan berlangsung pada pertengahan September.

Ilustrasi - Musim kemarau.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Ilustrasi - Musim kemarau.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Jawa Tengah bagian selatan khususnya Kabupaten Cilacap dan sekitarnya akan segera memasuki masa pancaroba.

"Masa pancaroba atau masa transisi dari musim kemarau menuju musim hujan di wilayah Jateng bagian selatan khususnya Kabupaten Cilacap dan sekitarnya diprakirakan akan berlangsung pada pertengahan September hingga pertengahan Oktober 2019," kata pengamat cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Cilacap Rendi Krisnawan, Senin (2/9).

Baca Juga

Dia mengatakan, awal musim hujan di sebagian besar Kabupaten Cilacap diprakirakan akan berlangsung pada pertengahan Oktober. Ia mengakui jika awal musim hujan di sebagian besar Kabupaten Cilacap mundur dua hingga tiga dasarian (satu dasarian sama dengan 10 harian) dari prakiraan sebelumnya yang diprakirakan akan berlangsung mulai awal Oktober. Berdasarkan pengamatan curah hujan pada Agustus rata-rata masih kurang dari 10 milimeter per dasarian.

Bahkan, kata dia, curah hujan pada dasarian pertama September hingga dasarian pertama Oktober atau selama masa pancaroba diprakirakan masih berkisar 0-10 milimeter per dasarian. Rendi mengatakan berdasarkan prakiraan awal musim hujan tahun 2019-2020 yang dikeluarkan BMKG Stasiun Klimatogi Semarang khususnya untuk wilayah Jateng selatan, awal musim hujan di sebagian besar wilayah Cilacap diprakirakan mundur dua dasarian.

"Awal musim hujan di sebagian besar Cilacap bagian utara dan selatan, Kebumen bagian barat, dan Banyumas bagian tenggara diprakirakan mundur tiga dasarian. Sementara sebagian besar Kebumen bagian timur, Purworejo bagian selatan, sebagian besar Wonosobo, dan Purbalingga bagian utara diprakirakan mundur dua dasarian," katanya.

Menurut dia, awal musim hujan di sebagian besar wilayah Purworejo bagian utara, Purbalingga bagian selatan, dan Banjarnegara bagian barat diprakirakan mundur satu dasarian. Ia mengatakan awal musim hujan di sebagian besar Kabupaten Banyumas, sebagian kecil wilayah Cilacap khususnya Kecamatan Karangpucung dan sekitarnya serta Kecamatan Sampang dan sekitarnya diprakirakan tidak mundur.

"Meskipun awal musim hujan di sebagian besar wilayah Banyumas diprakirakan tidak mundur atau sesuai dengan prediksi, khusus wilayah yang berada di sekitar Gunung Slamet diprakirakan mundur satu dasarian. Demikian pula dengan sebagian wilayah Purbalingga yang berada di sekitar Gunung Slamet mundur satu dasarian," katanya.

Dengan demikian, kata dia, berdasarkan prakiraan yang dikeluarkan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, awal musim hujan di Cilacap bagian utara dan sebagian Cilacap bagian timur serta Kebumen bagian selatan dan Purworejo bagian selatan diprakirakan akan berlangsung pada dasarian pertama November.

Sementara awal musim hujan di sebagian besar Cilacap, sebagian Banyumas bagian barat dan tenggara, Banjarnegara bagian selatan dan timur, Kebumen bagian utara, Purworejo bagian utara, dan Wonosobo bagian barat diprakirakan pada dasarian ketiga Oktober.

Awal musim hujan di sebagian besar Kabupaten Banyumas, sebagian kecil Cilacap bagian timur, sebagian besar Purbalingga, serta Banjarnegara bagian barat-utara diprakirakan pada dasarian kedua bulan Oktober.

"Meskipun mundur satu dasarian, awal musim hujan di wilayah sekitar Gunung Slamet diprakirakan akan berlangsung mulai dasarian pertama Oktober," katanya.

Terkait dengan masa pancaroba yang akan segera berlangsung, Rendi mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan adanya cuaca ekstrem yang berpeluang terjadi pada masa transisi dari musim kemarau menuju musim hujan.

Dalam hal ini, kata dia, hujan lebat disertai dengan petir atau angin ribut berpotensi terjadi pada puncak masa transisi yang diprakirakan akan berlangsung pada akhir September atau awal Oktober.

"Bagi warga yang bermukim di daerah perbukitan atau tebing diimbau untuk segera menutup tanah yang merekah akibat kekeringan selama musim kemarau karena rawan longsor jika terjadi hujan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement