Ahad 01 Sep 2019 08:35 WIB

Ratusan Warga Gelar Aksi tak Rela Papua Lepas dari NKRI

.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Papua menggelar aksi di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (30/8).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Papua menggelar aksi di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (30/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekitar 200 warga Jawa Barat yang tergabung dalam Aliansi Padjadjaran Jawa Barat menggelar aksi peduli Papua di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (31/8). Dalam aksinya, mereka menegaskan, tak rela Papua lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Selain berorasi di atas mobil komando, ratusab massa juga terus mengibarkan bendera merah putih dan terus meneriakkan yel-yel "Papua NKRI, NKRI Papua".

Menurut salah seorang orator aksi, Yesaya Uas, pihaknya tidak rela Papua lepas dari NKRI karena Papua adalah bagian dari NKRI. "Oleh karena itu, kami juga tidak rela nasib Papua seperti Timor Timur. Cukup Timor Timur yang terlepas dari NKRI,"  ujar Yesaya di sela-sela aksi unjuk rasa.

Menurut Yaseya yang juga warga Papua dan telah lama tinggal di Jabar itu, peristiwa lepasnya Timor Timur harus jadi pelajaran berharga bagi Indonesia. Saat itu, pemerintah telah berupaya memperjuangkan agar Timor Timur tidak melepaskan diri, namun akhirnya Indonesia harus kehilangan Timor Timur.

"Maka sekarang, kami yang tergabung dalam Aliansi Padjadjaran Jawa Barat tidak rela Papua lepas dari Indonesia karena ditunggangi oleh oknum-oknum luar," katanya.

Yesaya mengatakan, aksi solidaritas tersebut, didasari alasan kondisi mencekam di Tanah Papua belakangan ini. Oleh karenanya, ia berharap, pemerintah juga tidak tinggal diam dan bertindak tegas, agar aksi-aksi kekerasan tidak terus terjadi.

"Kalau tidak tegas, ya maka selamat tinggal, kami tidak mau merelakan Papua," katanya.

Yesaya juga mengimbau kepada warga Papua untuk menghentikan aksi kekerasan di kampung halamannya. Serta, tak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang berhasrat memisahkan Papua dari NKRI.

"Karena saudara-saudara di sana bukan kuda yang harus ditunggangi oleh oknum-oknum yang mau memisahkan dari NKRI," katanya.

Sebagai warga Jabar asal Papua, Yesaya pun mengaku sudah kerasan tinggal di luar tanah kelahirannya. Ia pun mengaku dapat hidup berbaur penuh kehangatan dengan masyarakat Jabar tanpa pernah merasa dibedakan atau mendapatkan perlakuan kurang baik.

"Selama di Jabar ini, kami aman. Jadi, jangan sampai yang di luar sana meninggalkan tindakan-tindakan yang kurang baik. Keadaan harus damai dari Sabang sampai Merauke," paparnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement