Sabtu 31 Aug 2019 00:02 WIB

Tak Punya Kelas, SMP Terbuka 1 Cijeruk Bogor Belajar Beratapkan Terpal

Kondisi memprihatinkan dunia pendidikan di Kabupaten Bogor tampak dari SMP ini.

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com

BOGOR, AYOBANDUNG.COM -- Kondisi memprihatinkan dunia pendidikan di Kabupaten Bogor terlihat pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Terbuka 1 Cijeruk, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Para siswanya tak punya kelas dan harus belajar beratapkan terpal.

Cucu Sumiati, penggagas SMP 1 Terbuka Cijeruk, menjadikan halaman rumahnya sebagai tempat belajar bagi 65 siswanya. Sebagian tempat belajar bahkan hanya beratapkan langit. Namun hal itu tak menyurutkan semangat para murid untuk berhenti menuntut ilmu.

Cucu mengatakan kondisi seperti ini telah berlangsung selama lima hari sejak pihaknya tak lagi mendapatkan izin untuk menumpang kelas di salah satu sekolah madrasah di dekat kampung tersebut.

AYO BACA : Bangunan Liar di Puncak Diduga Dijadikan Tempat Prostitusi

"Sekarang kita belajar di halaman depan dan belakang rumah saya menggunakan tenda dan beratapkan langit. Ini supaya menyelamatkan mereka supaya tidak ketinggalan mata pelajaran, alhamdulillah anak-anak happy enjoy," ujar Cucu ditemui di kediamannya, Jumat (30/8).

Dia menceritakan, SMP Terbuka 1 Cijeruk dirintis oleh dia bersama almarhum suami pada 2011. Sejak saat itu SMP ini tak punya ruang kelas. Harusnya SMP yang dirintis Cucu bisa mengadakan kegiatan belajar di SMP 1 Cijeruk namun jaraknya berada jauh dari tempat tinggal para murid.

"SMP 1 ke Cijeruk jauh jaraknya bisa 13 sampai 14 kilometer dari rumah anak-anak dan transportasi juga harus naik angkot sambung ojek, ongkosnya Rp 30 ribu sehari, mereka tak akan mampu, orang tua mereka buruh," terang Cucu.

AYO BACA : Satpol PP Bongkar Puluhan Bangunan Liar di Puncak Bogor

Jauhnya jarak sekolah itu kemudian membuat SMP 1 Terbuka Cijeruk menumpang kelas di berbagai sekolah. Tercatat sudah 3 kali sekolah ini berpindah tempat belajar.

"Kita sudah tiga kali pindah tempat, pertama kami menumpang di SD Langgeng Sari selama 4 tahun, kemudian pindah ke madrasah selama 3 tahun dengan menyewa seharga Rp 500 ribu, uangnya dari SMP 1 Cijeruk tapi kondisinya di sana tidak mendukung, lalu kami pindah ke madrasah lainnya selama 1 tahun tapi ada masalah kepemilikan lahan hingga akhirnya pindah kesini sejak Senin," kata Cucu.

Bagi murid belajar beratapkan terpal tentunya tidak senyaman di ruangan kelas, namun Cucu selalu memotivasi mereka agar menuntut ilmu. "Setiap hari saya memotivasi mereka bahwa sukses sekolah itu bukan dari gedung yang bagus tapi bagaimana kamu membentuk karakter kamu sendiri dengan rajin belajar, alhamdulillah anak-anak enjoy dan happy," katanya.

Kini dengan kondisi yang dialaminya, Cucu berharap adanya perhatian pemerintah untuk mencarikan ruangan kelas bagi murid-muridnya. "Kalaupun ini SMP terbuka tapi setidaknya jangan dibiarkan belajar dimana saja, apa salahnya pemerintah sediakan lahan, saya kalau mampu bangun ruangan kelas sudah dari dulu dibikinin karena ini buat masa depan anak-anak kita, harusnya mereka bisa belajar dengan nyaman," tukas Cucu.

AYO BACA : Pemkot Bogor dan Sejumlah Kementerian Bahas Hibah Trem dari Belanda

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement