REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Gagal panen (puso) yang melanda ribuan hektare tanaman padi di Kabupaten Indramayu hingga kini belum mempengaruhi harga beras. Di pasar tradisional, harga bahan pangan pokok itu masih cenderung stabil.
Salah seorang pedagang beras di Pasar Indramayu, Jaya, menyebutkan, harga beras sejauh ini masih belum mengalami kenaikan. Menurutnya, harga beras masih di kisaran antara Rp 200 ribu – Rp 270 ribu per karung (isi 25 kilogram). Harga itu berbeda-beda tergantung kualitasnya masing-masing. "Harga beras belum naik. Pasokan dari petani masih normal," kata Jaya, Rabu (28/8).
Selain beras karungan, harga beras eceran juga masih cenderung stabil. Untuk beras kualitas premium, harganya masih di kisaran Rp 11 ribu - Rp 12 ribu per kilogramnya.
Kepala Seksi Informasi dan Data Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Indramayu, Vivin, saat dikonfirmasi, membenarkan, harga beras di pasaran hingga saat ini masih stabil. Untuk beras kualitas premium, harganya masih sekitar Rp 11 ribu per kg. Sedangkan beras dengan kualitas dibawah premium, harganya di kisaran Rp 10 ribu per kg. "Sejauh ini belum ada kenaikan harga," kata Vivin.
Vivin menyatakan, Diskoperindag pun setiap hari terus memantau pergerakkan harga bahan pangan termasuk beras. Jika ditemukan ada kenaikan harga yang signifikan, maka pihaknya bekerja sama dengan Bulog akan melaksanakan operasi pasar.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Pertanian per 5 Agustus 2019, luas areal tanaman padi yang mengalami puso akibat kekeringan sudah mencapai kurang lebih 7.500 hektare. Selain itu, sekitar 7.500 hektare lahan lainnya juga mengalami kekeringan, baik kekeringan berat, sedang maupun ringan.