REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigadir Jenderal Polisi Hamli ME mengatakan pengembangan kearifan lokal dinilai sangat membantu dalam upaya penangkalan paham radikal serta terorisme di Indonesia. Kearifan lokal tersebut, menurut Hamli, dapat menjadi imunitas pada diri masyarakat Indonesia, dalam proses penyebaran paham radikal dan terorisme.
"Kami melakukan penelitian daya tangkal masyarakat terhadap radikalisme itu adalah kearifan lokal," katanya, dalam dialog pencegahan terorisme di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Rabu (28/8).
Ia menjelaskan hasil penelitian yang dilakukan oleh Forum Koordinasi Pencegahan Teorisme (FKPT) tersebut menunjukkan bahwa kearifan lokal menjadi yang utama dalam upaya menangkal radikalisme. Kemudian baru diikuti kesejahteraan, kebebasan, kepercayaan umum, keadilan serta pertahanan dan keamanan.
"Jadi kalau di Aceh ini banyak kearifan lokal itu yang harus banyak ditumbuhkembangkan, sepanjang tidak melanggar aturan agama maupun aturan pemerintah dan negara, silakan dikembangkan kearifan lokal itu," katanya pula.
Bahkan, pada tahun ini BNPT, katanya pula, sedang melakukan penelitian di seluruh Indonesia guna menjaring berbagai hal kearifan lokal nusantara untuk dibukukan. "Termasuk di Aceh. Jadi di Aceh ini apa saja yang menjadi kearifan lokal, kami kumpulkan nanti Insya Allah akhir tahun kami akan bagikan kepada teman di daerah, ini bagian FKPT yang akan meneliti ini semua,” katanya lagi.