REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan 1.400 bekas lubang bekas tambang di Kalimantan Timur (Kaltim) masih perlu diperbaiki. Meskipun, pemindahan ibu kota pemerintahan ke kawasan yang terletak di antara Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur juga menargetkan untuk memperbaiki Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto.
"Presiden memberikan arahan kepada saya bahwa dalam penyiapan pemindahan ibu kota ini justru kita sekaligus memperbaiki kawasan Tahura dan kawasan-kawasan konservasi untuk diperbaiki," kata Siti ditemui di Istana Kepresidenan Bogor pada Selasa (28/8).
Menurut dia, terdapat ekosistem yang unik di Kalimantan Timur yakni Teluk Balikpapan yang masih memiliki hutan mangrove atau bakau. Menteri LHK menilai dengan pengelolaan yang baik maka satwa-satwa dan habitatnya tetap terjaga.
Selain itu, Siti mengatakan pemerintah juga akan mendorong perbaikan lubang-lubang sisa tambang batu bara.
"Nanti kita sambil memperbaiki sisa lahan tambang. Bekas-bekas lubang-lubang tambang yang di Kaltim jumlahnya hampir 1.400 lubang, itu di sana saja," ujar Siti.
Siti menegaskan perusahaan-perusahaan tambang batu bara tetap harus bertanggung jawab atas lubang-lubang bekas tambang itu.
"Sekarang sambil melakukan penegakan hukum, juga memberi contoh untuk memperbaikinya. Jadi kita mengambil referensi tata cara pasca-tambang dari perusahaan-perusahaan yang bekerja baik," kata Menteri LHK.
Sebelumnya pada Senin (26/8), Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan kawasan ibu kota baru terletak di Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara serta Kecamatan Sepaku di Kabupaten Penajam Paser Utara. Gubernur menjelaskan sebagian lahan akan masuk kawasan Tahura Bukit Soeharto bagian timur yang beberapa lahannya berstatus hutan produksi.