Selasa 27 Aug 2019 10:01 WIB

Menristek Minta Riset Fokus Teknologi Ramah Lingkungan

Nasir menyoroti kualitas lingkungan yang semakin memburuk.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, saat mencoba motor listrik Gesits, di Hotel Mercure, Jakarta, Rabu (10/4).
Foto: Republika/Inas Widyanuratikah
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, saat mencoba motor listrik Gesits, di Hotel Mercure, Jakarta, Rabu (10/4).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR-- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meminta perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan (lemlitbang) fokus menghasilkan inovasi yang mengarah pada 'green economy' atau ramah lingkungan. Hal itu disampaikannya saat membuka Rangkaian Kegiatan Ilmiah Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 Tahun 2019 di Hotel Grand Inna Bali Beach, Denpasar pada Senin (26/9).

Nasir menyoroti kualitas lingkungan yang semakin memburuk. Kondisi ini menyebabkan makin dibutuhkannya teknologi ramah lingkungan.

"Kita dalam era menuju green economy di mana di lingkungan kita sekarang ada polusi udara yang begitu dahsyat, apalagi di Jakarta. Bagaimana menuju kendaraan listrik ke depan kita bangun," ungkapnya dalam kegiatan itu.

Nasir juga menyampaikan saat ini sudah ada produk dari Indonesia yang menjawab tantangan green economy. Salah satunya motor listrik Gesits yang dihasilkan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

"Alhamdulillah dari inovasi anak Indonesia, untuk kendaraan darat kita sudah menghasilkan motor listrik, yang namanya Gesits. Gesits ini diinisiasi oleh para peneliti dari ITS, ITB, dan ini sudah diproduksi PT Wijaya Karya, dimana produksinya sudah mencapai kapasitas lima puluh ribu per tahun," ujar Nasir.

Diketahui, rangkaian Kegiatan Ilmiah Hakteknas ini mencakup 18 kegiatan ilmiah yang diadakan di berbagai lokasi di Bali, 56 di seluruh Indonesia, dan satu di London, Inggris. Rangkaian ini melibatkan puluhan perguruan tinggi dan lembaga penelitian, pengembangan (lemlitbang) dari kementerian maupun lembaga negara (K/L), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta.

Pada agenda ini, Menristekdikti dan eselon Kemenristekdikti menandatangani empat nota kesepahaman penting dengan Kementerian Pertahanan, Kementerian Hukum dan HAM, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), serta PT Tata Sarana Mandiri dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Dari keempat nota kesepahaman tersebut, nota kesepahaman antara Kemenristekdikti dengan Kementerian Pertahanan berfokus pada kerja sama pendidikan, riset, penguatan inovasi dan pengabdian masyarakat. Nota kesepahaman dengan BPH Migas berfokus pada sosialisasi bidang hilir minyak dan gas bumi. 

Nota kesepahaman dengan Kementerian Hukum dan HAM berfokus pada pertukaran data dan pemanfaatan sumber daya di bidang riset, teknologi, pendidikan tinggi, hukum dan hak asasi manusia (HAM), serta nota kesepahaman dengan PT Tata Sarana Mandiri (TSM) dan BPPT berfokus pada kerja sama pusat riset dan pengembangan nasional teknologi maju dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement