Selasa 27 Aug 2019 09:52 WIB

Bantuan Operasional Pendidikan Surabaya Ditingkatkan

kenaikan Bopda diformulasikan melalui pembiayaan operasional per rombongan belajar

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini
Foto: Dok Pemkot Surabaya
Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya menaikkan Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (Bopda) pada jenjang SD dan SMP, baik negeri maupun swasta. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan, kenaikan Bopda diformulasikan melalui pembiayaan operasional per rombongan belajar, tidak lagi per siswa.

“Jadi, di PAK (perubahan anggaran keuangan) itu ada tambahan anggaran karena sekarang sudah dihitung per rombel, bukan per siswa lagi seperti dulu. PAK ini sudah disahkan oleh dewan, sehingga sebentar lagi bisa dicairkan,” kata Risma di Surabaya, Selasa (27/8).

Risma memastikan, tambahan di PAK itu juga dipengaruhi adanya Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) bagi guru swasta sebesar Rp 1 juta. TPP ini akan diberikan per bulan kepada guru-guru swasta sebagai bentuk apresiasi dari Pemkot Surabaya.

“TPP ini akan langsung ditransfer ke rekening guru masing-masing, tanpa ada perantara. Ini sebenarnya sudah dimulai sejak awal tahun, tapi karena masih kurang, akhirnya kami tambahkan dalam PAK,” ujar Risma.

Risma kemudian memastikan, sekolah swasta akan mendapatkan beberapa bantuan lainnya dari APBD. Seperti bantuan seragam bagi siswa mitra warga, tunjangan fungsional guru sebesar Rp 300 ribu per bulan, dan TPP Rp 1 juta per bulan yang diberikan bagi guru yang belum menerima sertifikasi. “Tiga item itu yang akan didapatkan, selain Bopda,” kata Risma.

Risma mengingatkan, karena biaya operasional sudah naik dan kesejahteraan guru juga ditingkatkan, maka dia berharap kualitas pendidikannya juga meningkat. Salah satu indikatornya  adalah nilai-nilainya tambah bagus dan harus mengedepankan kejujuran.

Risma juga berharap tidak ada lagi tarikan-tarikan yang membebani anak yang tidak mampu. Sebab, hal ini akan berimplikasi pada anak-anak putus sekolah. Sedangkan Risma, tidak ingin ada lagi anak Surabaya yang putus sekolah.

“Nah, kalau kualitasnya ditingkatkan dan tidak ada lagi tarikan-tarikan, maka masyarakat dapat memilih sekolah sendiri tanpa harus mencari-cari. Makanya, mulai sekarang kita sudah waktunya ngomong kualitas,” ujar Risma.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Ikhsan mengatakan, akan melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan yayasan untuk mendiskusikan mekanisme dengan pola penganggaran per rombel. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Surabaya, Ikhsan mengaku, pihaknya terus melakukan berbagai pelatihan kepada guru-guru SD dan SMP, baik negeri maupun swasta.

“Mereka dilatih bergantian per mata pelajaran, sehingga diharapkan para guru ini semakin berkualitas dalam mengajar anak didiknya,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement