REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati lingkungan Riyanni Djangkaru mengaku lega setelah mengetahui batu yang digunakan untuk Instalasi Gabion di Bundara HI, Jakarta Pusat, bukanlah terumbu karang. Riyanni juga mengapresiasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang segera melakukan klarifikasi dan melakukan proses validasi dengan menggandeng geolog usai kritik yang ia lontarkan.
"Saya merasa lega jika material yang digunakan bukan material yang melanggar hukum," tulis Riyanni di akun Instagram-nya yang telah Republika konfirmasi, Senin (26/8).
Riyanni mengaku, pembahasan Instalasi Gabion yang menjadi viral dalam beberapa hari terakhir telah membuka ruang diskusi bagi publik. Sehingga publik ikut mendapatkan pengetahuan baru dan pembahasan menarik terkait upaya konservasi terumbu karang.
Dia juga mengapresiasi komunikasi yang dilakukan secara sehat oleh Dinas Kehutanan (Dishut) DKI Jakarta dalam menanggapi kritikannya. Terlebih, dengan langsung mengandeng geolog untuk menjelaskan jenis batu yang digunakan.
"Dalam proses evaluasi, Dishut DKI juga memilih dan mengajak geolog untuk memvalidasi pendalaman material. Saya menghormati pilihan tersebut," ujar Riyanni.
Sebelumnya Riyanni melontarkan kritik terkait material yang digunakan pada Instalasi Gabion tersebut. Setelah melakukan pengecekan langsung, ia mendapati batu yang digunakan adalah terumbu karang, padahal sejumlah Undang-Undang telah menyatakan upaya konservasi terumbu karang.
"Apakah penggunaan karang yang sudah mati ini dapat dianggap 'menyepelekan' usaha konservasi yang sudah, sedang dan akan dilakukan?" tanya Riyanni, juga dalam akun Instagramnya pada Sabtu (24/8).
Menanggapi kritikan itu, Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati, pada Ahad (24/8), membantah bahan dasar Instalasi Gabion itu adalah terumbu karang yang dilindungi. Suzi menyebut batu yang digunakan adalah batu gamping.
Pernyataan Suzi diperkuat dengan mengandeng Geolog dari Universitas Indonesia, Asri Oktavioni Indraswari untuk meninjau jenis batu yang digunakan. Asri membenarkan batu yang digunakan adalah batu gamping. Sebuah jenis batu yang berasal dari terumbu karang yang sudah mati jutaan tahun yang lalu dan mengalami proses geologi.
"Setelah saya lihat dan perhatikan, ternyata itu batu gamping terumbu dan itu sehari-hari dibuat sebagai keramik," kata Suzi di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Ahad (25/8)
Intalasi Gabion atau Bronjong dipasang di taman Bundaran HI sebagai pengganti Instalasi Getah Getih yang telah dirobohkan pada 17 Juli lalu. Pembuatan Isntalasi Gabion tersebut menelan biaya Rp 150 juta.