Senin 26 Aug 2019 12:13 WIB

Museum Kota Bandung Tunggak Utang Ratusan Juta

Tunggakan utang kepada vendor yang mendesain display grafis sebesar Rp 575 juta.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Wali Kota Bandung Oded M Danial memberikan sambutan saat peresmian Museum Kota Bandung, di Jalan Aceh, Kota Bandung, Rabu (31/10).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Wali Kota Bandung Oded M Danial memberikan sambutan saat peresmian Museum Kota Bandung, di Jalan Aceh, Kota Bandung, Rabu (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Museum Kota Bandung telah diresmikan dan beroperasi sejak 2018 lalu. Beberapa bulan setelah resmi dibuka, ternyata pembangunan museum yang terletak di Jalan Aceh tersebut masih menyisakan tunggakan utang kepada vendor yang mendesain display grafis sebesar Rp 575 juta.

Perwakilan vendor yang mendesain display grafis di ruangan museum, Chafid Yoedawinata mengatakan tunggakan pembayaran pekerjaan yang belum dilunasi itu telah berjalan sejak 2 tahun lalu. Jumlahnya mencapai Rp 575 juta dari dua kali kontrak proyek.

“Nilai yang belum terbayarkan itu cukup besar. Sebagai penyedia jasa, tentu nilai itu sangat berarti. Saat ini Museum Bandung terus beroperasi secara normal, seakan tidak ada masalah. Makanya saya khawatir jika persoalan ini dianggap remeh,” kata Chafid dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (26/8).

Ia mengungkapkan perjanjian kontrak antara Tim Museum Bandung dengan Chafid disepakati di atas materai pada 14 Desember 2017, dengan nilai pekerjaan Rp 431 juta. Chafid dijanjikan pelunasan pada saat setelah tanda tangan kontrak. Akan tetapi, pelunasan itu mundur. Baru pada Januari 2018 uang muka masuk dengan dicicil pada 2 Januari dan 26 Januari senilai Rp 181 juta.

“Beberapa kali dipastikan akan dibayar. Tetapi sampai saat ini belum juga diselesaikan. Saya sih terus mencoba sabar, sampai sekarang. Saya cuma berharap ini bisa selesai baik-baik,” tuturnya.

Pada 23 Februari 2018, kata Chafid, barang produksi tahap pertama diminta Tim Museum Kota Bandung agar segera dikirim karena akan ada audit dari Dinas. Padahal barang produksi tersebut belum lunas, dengan janji dari Tim Museum bahwa akan dilunasi segera setelah barang dikirim, tetapi ternyata tidak juga dilunasi.

Ia terus menagih setiap bulan. Pada awal September 2018, tambahnya, Tim Museum menawarkan pekerjaan baru dengan dalih agar pelunasan proyek sebelumnya bisa dibayar sekaligus. Pekerjaan pembuatan display grafis dan mural tahap kedua itu berupa tambahan pembuatan dinding display grafis dan pembuatan dinding mural di lobby utama gedung lama senilai Rp 475 juta.

Ia mengaku sempat menolak tawaran itu karena pembayaran tahap 1 belum selesai. Namun, uang muka tahap II senilai Rp 150 juta kadung ditransfer pada 5 September 2018. Berbeda dengan 4 kali transfer tahap I yang menggunakan rekening pribadi, kali ini pembayaran uang muka tersebut diterima dari Lalu Lintas Giro dari Bank Jabar Banten Museum Sejarah BDG.

Akhirnya, kata dia, kontrak pekerjaan ditandatangani pada 14 september 2018. Tahap II selesai hanya seminggu setelah kontrak, atau sebelum rencana pembukaan akhir Desember 2018. Ia kembali dijanjikan pembayaran lunas pada November 2018. Namun, pelunasan itu kembali mundur hingga April 2019, dengan janji dari Tim Museum Kota Bandung bahwa katanya akan dibayarkan dengan dana dari APBD 2019. Hingga saat ini total sisa pembayaran Rp 575 juta belum ia terima.

Sementara itu saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari membantah Pemkot Bandung memiliki utang dengan vendor tersebut. Kenny menegaskan Pemkot Bandung sudah menyelesaikan seluruh pembayaran kepada para pekerja proyek selama dua tahun pengerjaan.

“Sudah (diselesaikan) dan sudah diperiksa sama BPK dan inspektorat tidak ada utang,” kata Kenny dihubungi Republika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement