Senin 26 Aug 2019 11:17 WIB

Aktivitas Vulkanik Karangetang Buat Warga Mengungsi

Kemarin guguran lava dari puncak kawah utama Karangetang mengarah ke kali.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah anggota polisi yang mengangkut bantuan logistik dengan perahu motor melintas di dekat lokasi guguran material vulkanik Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Kamis (7/2/2019).
Foto: Antara/Adwit B Pramono
Sejumlah anggota polisi yang mengangkut bantuan logistik dengan perahu motor melintas di dekat lokasi guguran material vulkanik Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Kamis (7/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah daerah (pemda) mengevakuasi 17 kepala keluarga (KK) Kampung Winangun Lindongan II, Kecamatan Siau ke tempat pengungsian pascaguguran batu lava panas Gunung Karangetang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara. Guguran lava terjadi pada Ahad (25/8), pukul 17.00 waktu setempat.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan, warga penyintas kini bertahan di Gereja Galilea yang bertempat di kampung Kinali, Kecamatan Siau Barat Utara. "Penyintas berjumlah 17 KK atau 50 jiwa tersebut terdiri dari 25 perempuan dan sisanya laki-laki," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (26/8).

Baca Juga

Sementara ini, dia melanjutkan, penduduk yang mengungsi di gereja telah mendapatkan dukungan bantuan berupa matras, beras dan triplek. Bantuan diberikan pemerintah kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) melalui BPBD setempat.

Proses evakuasi melibatkan TNI, BPBD Kabupaten Sitaro dan aparat Kecamatan Sibarut. Ia menambahkan, menurut pantauan Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) pada Ahad (25/8) pukul 18.00 WITA, guguran lava dari puncak kawah utama mengarah ke Kali Sense, Kali Nanitu dan Kali Pangi lk.

Lava keluar sejauh 1.000 hingga 1.500 meter (m) di Kali Sense dan Nanitu, sedangkan leleran lava ke Kali Pangi Ik sejauh 2.000 m. Pantauan visual lain, sering terjadi kepulan asap kelabu kecoklatan tipis hingga tebal, dan asap kawah putih tipis tampak dengan ketinggian hingga 25 m.

Sebelumnya Gunung Karangetang dengan ketinggian 1.784 m dpl mengalami gempa guguran dengan jumlah amplitude 3 – 6 mm dan berdurasi 53 – 60 detik. Sedangkan parameter tektonik jauh, aktivitas hari itu menunjukkan 3 kali dengan amplitude 7 – 20 mm, berdurasi 40 – 81 detik.

Melalui parameter aktivitas vulkanik, PVMBG masih menetaptkan status tingkat aktivitas Gunung Karangetang pada level III atau ‘Siaga.’ PVMBG – Badan Geologi memberikan beberapa rekomendasi terkait tingkat aktivitas tersebut. Pertama, masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2.5 km dari puncak Kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama (selatan) serta area perluasan sektoral dari Kawah Dua ke arah Barat Laut-Utara sejauh 4 km, yaitu wilayah yang berada di antara Kali Batuare dan Kali Saboang.

Selanjutnya, masyarakat di sekitar Gunung Karangetang dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu. Terakhir, yaitu masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak G. Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement