REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Ryamizard Ryacudu menegaskan, pelaku rasisme harus mendapatkan tindakan hukum. Ia tak peduli pelaku pengujar kebencian terhadap mahasiswa Papua di Surabaya berasal dari militer atau bukan.
"Siapa yang berbuat salah, entah itu tentara atau polisi harus ada hukumannya. Kita negara hukum," tegas Ryamizard saat ditemui wartawan seusai mengisi kuliah tamu di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya (UB), Malang, Sabtu (24/8).
Menurut Ryamizard, ucapan rasisme itu berbahaya dalam mempertahankan keutuhan dan kerukunan bangsa. Oleh sebab itu, ia memastikan, pelaku rasisme tidak akan bebas dari ancaman hukum. Untuk tindak lanjutnya, Ryamizard menyerahkan proses tersebut kepada pihak yang berwenang.
Sebelumnya, telah terjadi bentrokan antara mahasiswa Papua dan warga Malang pada Kamis (15/8). Bentrokan terjadi saat sejumlah mahasiswa hendak mendatangi Balai Kota Malang untuk melakukan demonstrasi.
Selang sehari kemudian, beredar pengrusakan bendera di salah satu asrama Papua di Surabaya. Foto viral ini menyulut sejumlah ormas untuk mendatangi asrama tersebut. Namun sayangnya, peristiwa ini diduga diwarnai ucapan rasis yang dilakukan oleh satu oknum terhadap mahasiswa Papua.
Atas kejadian ini, sejumlah masyarakat Papua pun tersulut emosinya. Mereka melakukan protes hingga mengakibatkan kericuhan dan pengrusakan fasilitas di Papua. Sejumlah aparat hukum pun diturunkan untuk meredakan kericuhan tersebut.
Untuk saat ini, Ryamizard juga memastikan kondisi Papua telah kondusif. Kericuhan sudah mulai mereda dibandingkan beberapa hari lalu. "Sudah reda," tegasnya.