REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Pemkab Karawang, kedatangan perusahaan asal Prancis, Green Building. Perusahaan itu, berencana memanfaatkan limbah jerami padi untuk dijadikan bahan bakar berbentuk briket. Jika tak ada aral melintang, perusahaan asing itu siap berproduksi pada 2020 mendatang.
Sekda Karawang Acep Jamhuri, mengatakan, pada hari ini pihaknya menerima rombongan dari perwakilan Green Building, Prancis. Mereka, menawarkan cara pengolahan jerami menjadi bahan bakar sampah (BBS). Pihaknya, bersedia memafasilitasi keinginan dari perusahaan tersebut.
"Tetapi, kami akan mengawasi perusahaan ini. Sebab, banyak warga yang telah menggantungkan hidupnya dari jerami padi," ujar Acep, Jumat (23/8).
Salah satunya, jerami ini sejak lama telah dimanfaatkan oleh warga untuk pembuatan jamur merang dan ternak bebek. Sehingga, dengan masuknya perusahaan asing ini, diharapkan tak mengganggu usaha penduduk lokal.
Meski demikian, pihaknya tetap akan membuka diri bagi perusahaan ini. Terutama, melihat sejauh mana keberhasilan produksi jerami yang diubah menjadi bahan bakar sampah itu. "Kita akam lihat plus dan minusnya," ujar Acep.
Sementara itu, juru bicara Green Building, Matthieu Caille, mengatakan, pihaknya sangat tertarik membuka usaha di Karawang ini. Mengingat, wilayah ini sebagai sentra padi di Indonesia. Jika persyaratan telah lengkap, maka bahan bakar ini bisa diproduksi secara massal pada tahun depan.
"Untuk tahap pertama, kita siapkan dulu limbah jerami dari 1.000 hektare sawah yang ada di Kecamatan Kutawaluya," ujarnya.
Matthieu menilai, selama ini limbah jerami di Karawang pemanfaatannya kurang maksimal. Sebab, masih banyak jerami yang terbuang percuma. Hanya sebagian kecil jerami, yang dipakai untuk pakan ternak ataupun bahan baku jamur merang.
Karena itu, perusahaannya dengan teknologi terkini, akan menyulap jerami menjadi bahan bakar sampah berbentuk briket. Kedepan, briket ini bisa menggantikan batu bara, serta bisa digunakan untuk keperluan industri. "Kita akan terapkan teknologi yang ramah lingkungan. Proyek ini, akan jadi percontohan. Sehingga, bisa diterapkan di daerah lainnya di Indonesia," jelas Matthieu.