Kamis 22 Aug 2019 22:35 WIB

Ricuh Sorong Berdampak pada Pariwisata Raja Ampat

Setiap wisatawan ke Raja Ampat harus melalui Bandara Domine Eduard Osok, Sorong.

   Pesona keindahan alam di Raja Ampat.
Foto: Republika/Teguh Firmansyah
Pesona keindahan alam di Raja Ampat.

REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Aksi unjuk rasa menolak rasialisme di Kota Sorong dengan memblokade jalan dan membakar ban hingga berakhir ricuh selama tiga hari berdampak bagi pariwisata Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Alasannya, setiap wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat harus melalui Bandara Domine Eduard Osok Sorong, kemudian melanjutkan perjalanan ke Raja Ampat menggunakan kapal.

Dampak dari aksi massa yang anarkis di Sorong tersebut, kunjungan wisatawan di Piaynemo Kabupaten Raja Ampat sepekan ini berkurang. Ombar salah seorang petugas pengelola destinasi wisata Piaynemo Raja Ampat, di Piaynemo, Kamis, mengakui bahwa tiga hari terakhir ini kunjungan wisatawan di destinasi tersebut sepi.

Baca Juga

Menurut dia, destinasi wisata Piaynemo adalah destinasi wisata Raja Ampat yang sangat ramai dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara karena dekat dengan Waisai, ibukota Kabupaten Raja. Ia menyampaikan bahwa setiap hari destinasi wisata Piaynemo minimal dikunjungi 7-10 kapal wisata atau Speedboat dengan jumlah wisatawan paling rendah 40 orang.

"Tiga hari belakangan ini, kata dia, hanya satu atau dua speedboat yang berkunjung, sepi tidak seperti biasanya," ujar dia.

Ia berharap aksi massa yang berakhir kericuhan di Sorong maupun Raja Ampat tidak lagi terjadi agar kunjungan wisatawan di Kabupaten Raja Ampat melalui kota Sorong meningkat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement