REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekumpulan massa berseragam Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) masih bertahan di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat. Massa yang mengenakan seragam kuning loreng terlihat di sekitar markas Golkar.
Kondisi di dalam kantor DPP Golkar juga terlihat tidak ada aktivitas. Sementara itu polisi juga terlihat masih bersiaga di sekitaran kompleks DPP Partai Golkar.
Kabag Ops Polres Jakbar AKBP Wuriyantono pihaknya mengerahkan 350 personel. Ia mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih berjaga.
"Jadi jangan sampai kita memihak, makanya tetap kita lakukan pengamanan supaya tidak ada keributan di antara kedua belah pihak," katanya.
Ia mengimbau agar masalah internal bisa diselesaikan secara baik-baik. Untuk situasi lalu lintas di sekitaran DPP Partai Golkar juga telah dibuka.
"Tapi kita atur, lalu lintas tetap jalan karena saya rasa tidak menggangu arus lalu lintas. Karena tadi mereka melakukan orasi tetap lalu lintas kita buka," katanya.
Sebelumnya, ratusan massa Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) mendatangi kantor DPP Partai Golkar di Slipi, Jakarta Barat, Kamis (22/8). Mereka menuntut DPP Partai Golkar segera menggelar rapat pleno.
Wakil Ketua AMPG Novel Hilabi sempat bernegosiasi agar pengurus AMPG dan sejumlah pengurus pleno DPP diizinkan masuk ke dalam kantor DPP. Namun, berdasarkan informasi atas perintah Sekjen Partai Golkar, mereka tidak diperkenankan masuk.
"DPP Partai Golkar ini rumah kita. Kenapa AMPG yang jelas merupakan organisasi di bawah Partai Golkar tidak boleh masuk ke DPP Partai Golkar yang katanya rumah kita semua. Ada apa ini? Kita mau masuk rumah sendiri malah dilarang?" ujar Wakil Ketua AMPG Novel Hilabi.
Novel juga mempertanyakan keberadaan massa AMPG yang berjaga di dalam kantor DPP. Menurutnya, massa berseragam AMPG yang berjaga didalam DPP bukan merupakan anggota AMPG.
"Bagaimana bisa pengurus DPP memperbolehkan para preman berseragam AMPG masuk berjaga di dalam DPP, sementara kita yang benar-benar pengurus AMPG tidak diperbolehkan masuk ke dalam? Pengerahan preman-preman untuk menjaga DPP jelas telah mencoreng citra Partai Golkar," tegas Novel.