REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Musim kemarau terus berlanjut pada Agustus 2019, warga di Lampung Selatan, Lampung Tengah, dan Pringsewu mulai kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan dapur. Warga terpaksa mencari air bersih keluar kampungnya, karena sumur bor warga sudah kering.
Di Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, warga sudah sebulan lebih kesulitan mencari air bersih. Selama ini, warga setempat mengandalkan air dari sumur galian biasa. Musim kemarau panjang, air sumur mengering.
Untuk memenuhi kebutuhan dapur, warga terpaksa mengeluarkan uang membeli air bersih dari tangki yang menjual keliling. Sedangkan warga yang memiliki sumur bor terpaksa menunggu giliran mengalir airnya sejak tiga pekan terakhir.
“Kalau yang punya sumur galian sekarang sudah kering, warga terpaksa setiap hari beli air bersih karena harus masak dan minum,” ujar Budi warga Desa Sidorejo, Sidomulyo, Lampung Selatan, Kamis (22/8).
Sedangkan warga di Candipuro, Lampung Selatan, sawah petani warga sudah retak-retak. Warga belum memulai menanam benih padi karena aliran irigasi masih belum ada. “Jalur irigasi masih kering, belum ada airnya, belum ada yang berani menanam benih padi,” kata Warto, petani Candipuro. Sementara di Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu, terdapat tiga desa yang mengalami krisis air bersih.