Kamis 22 Aug 2019 16:55 WIB

Optimisme Konsumen Terhadap Kondisi Ekonomi DIY Terjaga

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat sebesar 144,2 poin.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Deputi Direktur BI Perwakilan DIY, Miyono.
Foto: Silvy Dian Setiawan.
Deputi Direktur BI Perwakilan DIY, Miyono.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Survei konsumen yang dilakukan Bank Indonesia (BI) Perwakilan DIY periode Juli 2019, mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian DIY terjaga pada level optimis. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tercatat sebesar 144,2 poin.

Deputi Direktur BI Perwakilan DIY, Miyono mengatakan, poin IKK tersebut jauh di atas batas indeks yakni 100 poin. Indeks tersebut, juga lebih tinggi 10,4 poin dari indeks pada bulan yang sama di tahun lalu.

Tetap terjaganya optimisme konsumen ini ditopang oleh optimisme terhadap kondisi ekonomi saat ini. Selain itu, juga dikarenakan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan.

Hal ini terindikasi dari Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masing-masingnya sebesar 137,8 poin dan 150,5 poin. "Hasil survei juga menunjukkan bahwa IKK dan IKE Kota Yogyakarta merupakan yang tertinggi dibandingkan indeks kota lain di wilayah Jawa," kata Miyono, dalam keterangan resminya.

Dari hasil survei, responden memperkirakan tekanan harga pada tiga bulan mendatang meningkat dibandingkan kondisi pada September 2019 maupun Oktober 2018. Sebab, Indeks Ekpektasi Harga (IEH) tiga bulan mendatang berada pada level 175,5 atau lebih tinggi 8,0 poin dari indeks bulan sebelumnya.

"Meningkatnya tekanan harga tiga bulan mendatang terutama terjadi pada komoditas makanan yang ketersediaannya diperkirakan berkurang," kata Miyono.

Di sisi lain, responden memperkirakan tekanan harga enam bulan ke depan yakni Januari 2020 melemah. Hal ini rendah jika dibandingkan kondisi pada Desember 2019 maupun Januari 2019. Hal tersebut, lanjut Miyono, diindikasikan karena IEH enam bulan mendatang sebesar 173,5, atau lebih rendah 2,0 poin dari indeks bulan sebelumnya.

Serta, lebih rendah 6,0 poin dari indeks periode yang sama tahun sebelumnya. "Melemahnya tekanan harga enam bulan mendatang terutama didorong menurunnya tekanan harga pada komoditas perumahan, jasa, energi serta peralatan rumah tangga," ujarnya.

Sementara itu, stabilitas kondisi keuangan rumah tangga konsumen pada Juli 2019 terpantau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang penghasilannya telah mencukupi untuk kebutuhan rumah tangga yakni sebesar 96,8 persen atau lebih tinggi dari 95,3 persen pada Juni 2019.

Konsumen juga memperkirakan pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga tiga bulan mendatang sedikit lebih tinggi dibandingkan September 2019. Hal ini disebabkan naiknya belanja makanan dan non makanan. "Di sisi lain, responden memperkirakan jumlah tabungan dan cicilan utang enam bulan mendatang yakni Januari 2020 menurun dibandingkan kondisi pada Desember 2019," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement