Kamis 22 Aug 2019 16:40 WIB

Polri akan Selidiki Dalang Pengibar Bendera Kejora di Fakfak

Polri tak akan diam terhadap aksi-aksi separatis.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Kombes Pol Asep Adi Saputra
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Kombes Pol Asep Adi Saputra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Republik Indonesia (Polri) akan menyelidiki peristiwa pengibaran bendera berlambang bintang kejora di Fakfak, Papua Barat. Namun penyelidikan peristiwa itu bukan menjadi fokus Polri saat ini.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra menyampaikan fokus aparat saat ini mengembalikan kondisi keamanan di Papua seperti sedia kala. Setelahnya, barulah Polri menelusuri para dalang kericuhan.

Baca Juga

"Masih dalam penyelidikan (aktor pengibar bendera bintang kejora, Red). Sekali lagi prioritas kita dari aparat keamanan adalah memulihkan situasi di sana, kemudian kita juga dalam rangka upaya pencegahan supaya tidak terjadi kembali (kericuhan)," katanya pada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (22/8).

Walau begitu, ia menyampaikan Polri tak akan diam terhadap aksi-aksi separatis seperti pengibaran bendera yang identik dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) itu. Dalang di balik kericuhan juga bakal diusut tuntas.

"Tetap melakukan penyelidikan supaya pihak tertentu yang menginginkan situasi yang tidak baik ini tidak lagi berniat untuk memberikan suasana yang tidak kondusif," ujarnya.

Sebelumnya, kericuhan di Fakfak, Papua Barat, Rabu (21/8), diduga dipicu oleh massa pro-Papua merdeka yang mengibarkan bendera bintang kejora dan membakar pasar. Masyarakat Fakfak diduga tidak terima yang kemudian berujung bentrok dua kelompok.

Awalnya, aksi dilakukan oleh massa yang berjumlah sekitar 500 orang. Mereka terdiri atas Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan Organisasi Bintang Kejora. Aksi disepakati untuk dilakukan tidak dengan anarkis.

Namun, massa justru mengincar untuk membakar bandara, kantor DPRD, dan objek vital lainnya. Setelah berhasil diamankan, massa mengarah untuk membakar pasar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement