REPUBLIKA.CO.ID, MAGETAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mencatat terdapat ribuan warga setempat yang mengalami dampak krisis air bersih. Krisis air ini akibat sumur dan sungai yang menjadi sumber air telah kering saat musim kemarau tahun ini.
"Sesuai data, sejauh ini terdapat sebanyak 4.192 jiwa yang mengalami krisis air bersih," ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan Fery Yoga Saputra kepada wartawan di Magetan, Rabu (21/8).
Berdasarkan pemetaan, ribuan warga terdampak krisis air tersebut berada di Kecamataan Parang dan Karas. Untuk mengatasi kesulitan air bersih yang dialami warga, BPBD setempat rutin mengirimkan bantuan air bersih ke desa-desa krisis air.
Adapun, bantuan air bersih di antaranya telah dikirim ke Desa Trosono dan Sayutan di Kecamatan Parang, serta d Desa Kuwon, Kecamatan Karas. Untuk mempermudah distribusi air bersih tersebut, petugas tinggal mengisi tandon atau tangki yang sebelumnya sudah dipasang di desa yang mengajukan bantuan air. Warga kemudian berdatangan untuk antre mendapatkan air bersih tersebut.
Salah satu warga Desa Kuwon, Suroto mengaku sangat terbantu dengan adanya pendisribusian air bersih di desanya. Selama ini warga di daerahnya bergantug pada sumur untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.
"Namun sejak musim kemarau, sumur-sumur milik warga mulai kering sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan akan air bersih," katanya,
Warga memprediksi, kesulitan air bersih masih akan terjadi hingga beberapa bulan ke depan seiring berlangsungnya musim kemarau. Warga meminta bantuan air bersih dari pemda tersebut rutin dilakukan hingga masuk musim hujan mendatang.