REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengingatkan badan usaha milik negara (BUMN) untuk menjaga karyawannya dari pengaruh radikalisme. Suhardi menilai perusahaan terutama BUMN saat ini cenderung lengah dalam mengelola sumber daya manusia (SDM) yang mereka miliki. Sehingga banyak pegawai BUMN yang terpapar paham radikal yang kemudian mulai menguasai rumah-rumah ibadah yang ada dalam perusahaan tersebut.
"Kita lihat, tempat ibadah di kementerian dan lembaga, ada juga perguruan tinggi banyak yang disusupi. Mengapa? Karena SDM-nya lengah, underestimate, sehingga dimaanfaatkan, sudah berkelompok mereka, jadi tolong SDM amati betul," kata Kepala BNPT di Jakarta, Rabu, dikutip dari siaran pers.
Tampil sebagai pembicara di hadapan pejabat direksi, eksekutif, dan pejabat daerah PT Bank Syariah Mandiri dalam acara Mandiri Syariah Culture Summit 2019 di Kantor Pusat Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Kepala BNPT memberikan pemahaman terkait resonansi kebangsaan dan bahaya radikalisme. Kepala BNPT berharap para pejabat dan eksekutif BUMN memiliki pengetahuan tentang paham radikal dan menularkan pengetahuannya itu kepada manajemen di daerah sehingga mereka bisa terlindungi dari penyebaran paham radikal dan ikut serta dalam upaya menangkal penyebarannya.
"Para pimpinan bertanggung jawab menyampaikan, menularkan informasi yang telah diterima, dan paling penting bagaimana tahapan-tahapan masuknya paham radikal itu bisa diidentifikasi oleh pegawai," ujar mantan Kabareskrim Polri ini.
Dengan kemampuan mengidentifikasi itu, lanjut Kepala BNPT, para pegawai diharapkan bisa melakukan langkah-langkah pencegahan dengan memberikan pencerahan sehingga nantinya isu dan paham seperti itu bisa dieliminasi, direduksi, dan dihilangkan. Sebelumnya, Selasa (20/8), Kepala BNPT juga tampil menjadi pembicara pada seminar bertajuk Nationalism and Radicalism in The Borderless Era yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan di Gedung Kemenkeu, Jakarta.
Pada kesempatan itu, Kepala BNPT mengajak generasi muda, terutama yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN), memahami peta dan gerakan kelompok radikal di Indonesia agar mereka tidak terpengaruh oleh paham yang disebarkan oleh kelompok tersebut.