Rabu 21 Aug 2019 16:18 WIB

Pengemudi Ojol Banyumas Gelar Aksi Mogok

Pengemudi akan offbid selama tiga hari.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah pengemudi ojek online memarkir kendaraannya di Taman depan Mall Ciputra World, Karet Kuningan Jakarta Selatan,  Selasa (14/5).
Foto: Republika/M Tiarso
Sejumlah pengemudi ojek online memarkir kendaraannya di Taman depan Mall Ciputra World, Karet Kuningan Jakarta Selatan, Selasa (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Selama tiga hari mulai Rabu (21/8), warga Banyumas tak bisa memanfaatkan ojek online untuk membantu mobilitasnya. Hal ini menyusul sikap para pengemudi online di wilayah tersebut, yang akan melakukan aksi mogok tidak melayani permintaan penumpang atau offbid.

''Kami melakukan aksi ini sebagai aksi protes atas pemangkasan bonus dan kenaikan standar target yang terlalu tinggi,'' ujar Juru Bicara Ojol Banyumas Kompak Purwono, Rabu (21/8).

Baca Juga

Purwono menyebutkan, aksi mogok tersebut, sebenarnya tidak bersifat memaksa. Bagi pengemudi yang masih ingin tetap narik atau onbid, tetap dipersilakan. ''Tapi mungkin karena kebijakan pemangkasan bonus dan kenaikan target ini terlalu memberatkan kami, maka semua pengemudi ojek online sepertinya ikut aksi mogok,'' kata dia.

Dia menyebutkan, adanya kebijakan perusahaan dalam hal bonus dan target ini, menyebabkan pendapatan mereka turun drastis. Hal ini mengingat bonus yang diberikan dikurangi hingga 50 persen tanpa alasan yang jelas.

''Dengan jumlah pengemudi ojek online di Banyumas mencapai 4.000 orang dan pelanggan yang tidak terlalu banyak, adanya kebijakan tersebut sangat dirasakan dampaknya bagi kami,'' katanya.

Sebelum aksi dilakukan, perwakilan ojek online baik dari grab maupun gojek, telah mengadukan persoalan yang mereka alami pada Pemkab Banyumas. Para pengemudi ojek online tersebut, diterima oleh Wakil Bupati Sadewo Tri Lastiono di pendopo Setda Banyumas, Selasa (20/8) malam.

Dalam kesempatan itu, Purwono menyebutkan pihak manajemen Gojek dan Grab telah mengambil kebijakan sepihak yang merugikan mereka. Kalau di Gojek, setiap pengemudi sebelumnya akan mendapat bonus Rp 80.000 bila mencapai 20 poin. Namun saat ini diturunkan menjadi hanya Rp 40.000.

Menanggapi keluhan tersebut, Wakil Bupati Sadewo Tri Lastiono menyatakan akan berupaya menfasilitasi keluhan dan tuntutan pengemudi online terhadap pihak manajemen. ''Kita akan coba mempertemukan para pengemudi online dan manajemen, agar bisa dicarikan solusi mengenai masalah ini,'' katanya.

Beberapa warga mengaku, aksi mogok yang dilakukan para pengemudi ojek online baik grab maupun gojek, cukup merepotkan mereka. ''Anak saya biasanya pulang sekolah menggunakan gojek. Tapi karena hari ini mogok, saya harus meluangkan waktu kantor untuk jemput anak sekolah,'' kata Harsono, warga Kelurahan Karanglewas Kecamatan Purwokerto Barat.

Terpisah, VP Regional Corporate Affairs Gojek Michael Say mengatakan penysuaian insentif perlu dilakukan agar Gojek dapat terus menjaga permintaan order dan keberlangsungan ekosistem Gojek.

"Sejak awal, Gojek telah memiliki ragam inisiatif yang menjadikan mitra driver kami terdepan dalam kualitas pelayanan sehingga terus menjadi pilihan pelanggan. Kami mempelopori pelatihan pengembangan skill dan pengetahuan (BBM), akses untuk pengelolaan keuangan (Gojek Swadaya), hingga pemutakhiran aplikasi mitra driver Gojek," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement