Rabu 21 Aug 2019 15:25 WIB

BNPB akan Tambah Dua Heli Tangani Karhutla

Saat ini 37 unit helikopter sudah diterjunkan guna memadamkan Karhutla.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Gita Amanda
Petugas dari Satgas Karhutla Provinsi Riau berusaha memadamkan bara api yang membakar lahan gambut di Desa Karya Indah, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (26/07/2019).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Petugas dari Satgas Karhutla Provinsi Riau berusaha memadamkan bara api yang membakar lahan gambut di Desa Karya Indah, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (26/07/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo menyebut bakal ada tambahan dua helikopoter untuk menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera dan Kalimantan.

Doni menyebut saat ini 37 unit helikopter sudah diterjunkan guna memadamkan Karhutla. Hanya saja jumlah itu dirasa kurang cukup menghadapi meluasnya titik api.

Baca Juga

"Sudah ada 37 unit yang sudah berjalan, nanti ada lagi 2 unit," katanya pada wartawan saat menghadiri kegiatan di Gedung BPPT, Rabu (21/8).

Hanya saja, Doni belum merinci kemana tepatnya tambahan dua unit helikopter ini beroperasi. Ia juga enggan mengkonfirmasi perihal belum berjalannya teknologi modifikasi cuaca alias hujan buatan. Sebelumnya, hujan buatan urung dilakukan karena belum ada pengerahan pesawat dari TNI AU.

"Sekali lagi hampir semua lahan gambut ini sangat sulit dipadamkan walau pakai water bombing dari udara karena kedalamannya itu sangat dalam. Jadi begitu api ada di lahan gambut dan itu menjalar ke banyak tempat," ujarnya.

Walau begitu, mantan Pangdam Siliwangi itu optimistis karhutla tahun ini tak akan separah 2015. Saat itu karhutla teramat parah hingga sampai ke negara tetangga. Meski dampak karhutla tak bisa dipungkiri mengancam keselamatan jiwa penduduk setempat.

"Memang tidak separah di 2015. Namun kita juga kan kehabisan tenaga, kehabisan energi, biaya, waktu, pikiran, rakyat yang menjadi terdampak juga bertambah jumlahnya. Ini juga akan menimbulkan kematian dini dalam jumlah yang lebih besar," ucapnya.

Ke depannya, ia berharap ada solusi permanen agar karhutla tak menjadi masalah menahun. Solusi tersebut, kata dia perlu melibatkan seluruh lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat.

"Nah ini kan ancaman kemanusiaan, jadi saya sampaikan tadi harus ada solusi yang permanen terutama di bidang kebakaran lahan," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement